Chapter 36

5.1K 524 46
                                    

"Kau pasti bercanda," kata Lisa pada Jisoo sambil meraih kerah bajunya.

Jisoo melepaskan tangannya "Memang benar. Kau saja yang bodoh." ucapnya sambil menatap langsung ke mata Lisa.

Ketiganya terdiam. Hanya hembusan angin dingin yang bisa didengar. Lisa menjalin kedua tangannya dan meletakkannya di atas kepalanya, dia membalikkan punggungnya dan tertawa tak percaya.

“Mau tahu kenapa aku tidak memberitahumu? Karena kau bodoh menuduhnya begitu saja. 8 tahun Lisa .. 8 tahun itu harusnya sekuat keyakinan pasangan yang sudah menikah.” ucap Jisoo sambil memandangi punggung Lisa.

Lisa berbalik dan memegangi kerah Jisoo kembali. "Tarik ucapanmu!" Teriaknya.

"Itu kebenarannya!!" Jisoo berteriak.

"Tarik ucapanmu!" Lisa balas berteriak, keduanya bertarung dengan mata mereka.

Jisoo mencoba melepaskan cengkeraman Lisa tetapi gadis jangkung itu memegangnya begitu erat sehingga bajunya siap robek.

"Kau membunuh anakmu sendiri!! Apa kau bahagia sekarang ?! Kau membunuh seseorang!"

"Diam!!"

Dokter dan penjaga tiba di lokasi. Mereka berlari secepat mungkin saat mendengar suara teriakan dari tempat parkir. Tempat mereka terlalu sulit ditemukan.

"Aku tidak--" kata Lisa, suaranya bergetar.

"Apa yang terjadi ?!" Dr. Lee memisahkan keduanya dan memandang mereka.

Somi langsung memeriksa wajah Lisa dan memeluknya untuk berjaga-jaga kalau-kalau mereka akan bertengkar.

"Kau melakukannya." ucap Jisoo.

Ten membantu Mino dan menyuruh penjaga memanggil petugas medis.

"Katakan apa yang terjadi?!" Dr. Lee berteriak tetapi tidak ada yang menjawab, "Apakah kalian akan membunuh satu sama lain?! Kami tahu kalian berdua tidak dalam hubungan yang baik tetapi kalian tidak-"

Dr. Lee tidak menyelesaikan kata-katanya saat Lisa pergi begitu saja. Tangannya berada di pinggangnya saat berjalan ke dalam rumah sakit.

Somi memandang Jisoo dan mendorongnya karena apa yang dia lakukan "Beraninya kau." ujarnya sebelum mengikuti Lisa.

Jisoo membasahi bibirnya dan mendorong semua orang agar menyingkir. Semua orang dibiarkan bingung karena apa yang mereka lakukan. Mino telah dibawa ke ruang gawat darurat karena luka dan memar.

Lisa masuk ke dalam kantor dan terduduk di kursi. Dia berpura-pura tidak ada yang terjadi meskipun dia memiliki luka di bibirnya. Dia mengambil pena dan buku catatannya untuk menulis sesuatu tetapi tangannya gemetar. Dia mencoba menulis tetapi dia tidak bisa. Lisa melihat tangannya dan mengatur napas. Dia menutupi wajahnya dan mengusapnya.

"Lisa .. Apa yang terjadi?" Tanya Somi, dia memeriksa anaknya yang tertidur lelap.

"Tidak ada .." Jawabnya, hampir tidak bisa didengar oleh seseorang.

Somi berlari ke lemari obat untuk mendapatkan sesuatu yang akan digunakannya untuk mengobati luka Lisa. Dia mengambil kapas dan meletakkan sesuatu di atasnya sebelum menyentuh sudut bibir Lisa.

"Apakah ini karena Jennie?" Somi akhirnya berani bertanya.

Lisa memejamkan mata dan menyandarkan punggungnya "Tidak .. Mari kita tidak membicarakannya" Katanya.

Somi hanya memalsukan senyumnya dan memandangi wajah Lisa, dia terlihat stres. Dia ingin bertanya dan memaksanya untuk menceritakan apa yang terjadi tetapi dia takut Lisa akan marah sehingga dia menahan diri untuk tidak bertanya.




LOST (ID) -JENLISA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang