Chapter 81

7.2K 473 7
                                    

8:00 PM

Tuan Manoban bangkit dari atas tempat tidur setelah tidur beberapa lama. Ia merasa lelah karena pekerjaan dan tidak sempat makan malam. Ia mengenakan kacamatanya kemudian menghidupkan lampu.

"Pukul delapan," Gumamnya dan termenung beberapa saat. Kemudian, pria itu langsung beranjak dari tempat tidur dan memutuskan untuk pergi kekamar Lisa untuk memeriksanya. Namun, ternyata putrinya tidak ada disana, ia berpikir bahwa mungkin Lisa berada di kondominiumnya.

Tuan Manoban kemudian melangkah ke dapur, mengambil segelas air dan langsung meminumnya dan berjalan untuk kembali ke ruang tamu. Begitu akan menaiki tangga, tuan Manoban mendengar suara mesin mobil dimatikan, pria itu menunggu diruang tamu hingga pintu terbuka.

"Ayah?" Lisa yang muncul dari pintu sedikit terkejut saat melihat ayahnya memegang sebuah vas bunga, seolah siap untuk menghantamkan benda itu padanya. "Apa yang kau lakukan dengan vas itu?" Tanya Lisa.

Marco menaruh benda itu sambil menggaruk alisnya. "Kau tidak mengirim pesan padaku atau mengatakan bahwa kau akan pulang kerumah selarut ini," Ujarnya sembari menatap putrinya dari ujung kaki hingga kepala. "Kau darimana? Kukira kau akan pulang sore ini?"

"Aku mencoba mengunjungi Liam dan menunggunya diluar rumah mereka seharian karena ayah Somi tidak membiarkanku masuk." Jelas Lisa dengan raut wajah sedih. "Apa ayah akan tidur?" Tanyanya.

"Ya.. tapi kau masuk, jadi.. apa kau mau bicara?" Tanyanya saat melihat raut wajah Lisa. Ia tahu bahwa putrinya menyembunyikan sesuatu. "Kau ingin minum?" Tanyanya lagi.

Lisa merapatkan bibirnya karena merasa malu untuk mengiyakan ajakan ayahnya untuk berbicara. Ia berdiri dengan canggung dan pipi merona karena malu.

"Kemarilah," Marco mengambil sebotol wishkey dari rak wine. "Minum di taman akan lebih bagus karena cahayanya." Tambahnya.

Lisa hanya mengikuti Marco tanpa mengatakan apapun. Mereka kemudian duduk di atas bangku, tempat ini nyaman karena terletak dibawah pohon dengan banya cahaya mengelilinginya. Marco meletakkan whiskey di atas meja kaca kemudian menuangkannya kedalam gelas mereka.

"Ada apa dengan liburanmu? Kau menikmatinya?" Tanya Marco sambil menyerahkan gelas pada Lisa.

Lisa mengambil gelas itu dan menatapnya untuk beberapa saat, kemudian tersenyum tanpa sadar dan menganggukkan kepalanya. "Ya, aku sangat menikmatinya." Jawabnya.

"Aku bisa melihatnya," Marco menjelajahi tempat itu dengan matanya. "Aku tidak pernah kesini sejak ibumu dan Jungkook meninggal, tempat ini penuh kenangan."

Lisa juga melakukan hal yang sama, memperhatikan setiap sudut tempat ini dengan senyuman lemah terukir dibibirnya. "Kita biasanya sering berkumpul disini," Ujarnya.

"Lihat ayunan itu, aku masih bisa melihat Jungkook disana. Jika mereka masih hidup, mungkin kita masih baik-baik saja seperti sebelumnya. Tapi aku tidak menyelamatkan mereka." Lirih Marco.

Lisa menundukkan kepalanya seiring ingatan tentang apa yang terjadi di ruang operasi kembali padanya. Masih jelas sekali diingatannya, dan itu adalah saat dimana dia bersumpah akan menjadi Dokter suatu hari nanti dan tidak akan pernah menjadi seperti ayahnya.

"Mungkin Jungkook sudah menjadi ahli kimia," Marco tertawa kemudian meneguk wishkeynya. "Aku akan memiliki dua orang anak dengan profesi hebat, aku akan menjadi ayah yang bangga jika melihat kalian berdua tumbuh bersama. Namun, hidup terlalu singkat, hidup mengkhianatiku karena mengambil ibumu dan Jungkook secepat itu."

"Dan jika mereka masih disini, mungkin mereka tidak akan bangga melihat bagaimana aku sekarang." Ucap Lisa.

Marco menatap Lisa lekat-lekat. "Hidup itu singkat Lisa, sangat singkat. Hidup sangat singkat untuk memilih hal yang salah, dalam waktu sesingkat itu kita bisa melakukan banyak hal jika kita tidak memilih yang salah. Yah, tidak apa-apa jika kau mengambil batu yang salah tapi jika kau tetap melakukan kesalahan yang sama, kau akan terjebak. Dan dalam waktu sesingkat itu, kau akan merasakan penyesalan yang berkepanjangan dan tidak akan bisa kabur." Ujar Marco, tanpa memutus kontak mata dengan Lisa.

LOST (ID) -JENLISA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang