Jennie's P. O. V.
Sekarang pukul 19:45, aku berjalan-jalan menelusuri jembatan, memandang langit yang diterangi bintang-bintang, seolah ikut merayakan keberhasilanku. Kami merayakan keberhasilanku seharian, mereka memberikan selamat atas kerja kerasku.
Tiga tahun ini, aku belajar bahwa aku bisa mengurus hidupku sendiri. Pelajaran hidup yang tidak akan pernah terlupakan. Tiga tahun lalu saat aku pergi, aku meninggalkan semuanya. Memutus hubungan dengan mereka, membesarkan anakku sendirian tanpa bantuan dari mereka. Aku memutuskan untuk menjauh dan membesarkan bayiku. Enam bulan sebelum melahirkan, aku tidak memiliki siapapun dan apapun kecuali orang-orang desa ini, mereka membantuku selama hamil.
Memutuskan untuk menjual mobil, perhiasan, laptop, ponsel yang Lisa berikan sebelum pergi agar aku bisa menyimpan uangnya. Perjuangan yang kuhadapi selama hamil, entah berapa kali aku menderita karena rasa sakitnya, memikirkan bahwa bayiku tidak akan selamat. Namun setiap kali mengunjungi Dokter di Rumah Sakit, mereka selalu memberitahu bahwa bayiku sehat dan bertahan.
Saat melahirkannya adalah hari terbaik seumur hidupku. Rasa sakit, perjuangan, dan luka, semuanya tidak sia-sia. Dia sehat, aku menangis karena Reign tidak meninggalkanku. Dia tetap bersamaku dan bertahan, dia adalah sumber kekuatanku selama waktu-waktu aku tidak ingin hidup dan menyerah pada segalanya.
Sebelum pergi, aku mencari tempat untuk tinggal dan menemukan Provinsi Jeolla, minggu pertama aku tinggal di sebuah motel. Untunglah aku bertemu Bobby, dia menawarkan rumah kecil ini secara gratis, meskipun aku tidak terbiasa dengan rumah kecil, tapi aku menerimanya. Keluarga Bobby membantuku.Setelah enam bulan tinggal disini tanpa pemasukan, aku merasa bahwa aku butuh uang untuk check up dan makana. Aku lalu mencari pekerjaan yang cocok untuk wanita hamil, namun tidak bisa menemukan satupun. Aku menggantungkan hidupku dan Reign. Kemudian meminta Bobby untuk membiarkanku membantu mereka berkebun, mereka menolak pada awalnya dan berniat membantu finansialku namun aku menolak.
Aku benci meminta bantuan pada seseorang, entah kenapa.
Saat Reign berusia enam bulan, aku memberanikan diri untuk bekerja keras. Aku bekerja sebagai petani setiap hari dan menjadi kasir pada malam hari.
Aku juga mengganti namaku agar tidak ada yang bisa menemukanku. Aku tak mau kembali ketempat dimana hidupku dihancurkan, dimana aku mengalami hal-hal yang tidak pernah terbayangkan. Kuputuskan untuk meninggalkan dia karena itu yang terbaik untukku dan bayiku.
Tidak bisa kubayangkan bagaimana jika suatu hari aku kehilangan anakku, pikiran itu menghantuiku saat itu. Harus kah aku tetap seperti ini? bertahan dengan dia dan menangis setiap menit sambil memikirkan, apa selanjutnya? Namun pada akhirnya rasa sakit yang menggerogoti seluruh tubuhku membawaku pada begitu banyak kepuasan dan kebahagiaan ketika aku akhirnya mendengar dan melihat anakku.
Hanya anakku.
Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Lisa sekarang, tapi kuharap hidupnya baik-baik saja.
Menjadi ibu tunggal dan bersama Reign sudah membuatku bahagia, lalu kesempatan untuk menggapai mimpiku datang.
Saat Reign berumur satu tahun, aku memutuskan untuk melanjutkan mimpiku menjadi pengacara. Kata-kata Lisa melekat di hatiku saat dia bilang bahwa aku tidak berguna karena menyerah akan segalanya hanya untuk bersamanya, itulah sebabnya aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan mewujudkannya.
Aku mendaftar pada banyak beasiswa untuk mendukung diriku selama belajar, dan kurasa keberuntungan memihakku saat itu. Aku mendapatkan beasiswa di Universitasku dan mendapatkan dukungan finansial dari penduduk. Kukatakan pada diriku sendiri, bahwa mungkin ini adalah tanda aku harus melanjutkan apa yang kuinginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST (ID) -JENLISA ✔️
Fanfiction"Apakah kau masih milikku?" Dia bertanya "Maafkan aku, tapi aku tidak bahagia lagi" jawabnya dan pergi. Gadis itu telah ditinggalkan dan menangis di bawah guyuran hujan, gemuruh seolah-olah menyesuaikan diri dengan emosi gadis itu. Lisa Manoban, seo...