Chapter 48

5.1K 454 11
                                    

Jalanan terlihat damai pada jam ini, hanya sedikit mobil yang lewat. Lampu jalan raya bisa dilihat di setiap sudut jalan. Karena cuaca masih dingin, semua orang memakai jaket musim dingin.

"Aku akan mentraktirmu begitu mendapat gajiku." kata Jennie saat mereka berjalan keluar dari kedai kopi untuk minum cokelat panas.

"Yang banyak!" pinta Bobby.

Jennie tertawa sambil menyesap cokelatnya. "Ini sangat enak." ucapnya saat menelan cokelat.

Mereka berjalan sangat lambat, menikmati setiap momen. Jennie melingkarkan tangannya di sekitar cangkir agar bisa merasakan kehangatan. Bobby memandang Jennie dan tersenyum melihat betapa senangnya dia sekarang.

"Kau merasa lebih baik?" Tanya Bobby.

Jennie menganggukkan kepalanya, "Aku jauh lebih baik dari sebelumnya. Apakah aku masih terlihat pucat?"

Bobby menggelengkan kepalanya "Tidak. Makanya aku bertanya apa kau sudah baik-baik saja."

Mereka berjalan dengan diam, hanya suara serangga dan klakson mobil yang terdengar. Jennie sibuk mendinginkan minuman cokelatnya sebelum meminumnya, sementara Bobby, dia hanya menatap ke arahnya. Memikirkan sesuatu.

"Rj .." panggilnya.

Jennie menatapnya, "Uhhm?"

"Kau pernah bilang padaku .. Hubungan masa lalumu berlangsung 8 tahun .. Benar?"

"Ya. Kenapa kau bertanya?" Jennie menatapnya dengan bingung.

Bobby menatap lurus ke arahnya dan berdehem. "Jadi ingatannya masih segar? Maksudku, rasanya seperti kemarin?"

Jennie berhenti berjalan dan mengedarkan pandangnya ke mana-mana.

"A-Ah .. Maafkan aku jika .. Jika aku bertindak terlalu jauh. Hanya-"

"Kau melihatnya?" Jennie menunjuk taman bermain dengan air mancur di tengahnya.

"Ya?"

Jennie tersenyum tegas, "Kami biasa bermain di sana sebelumnya. Meskipun kami terlalu tua untuk jungkat-jungkit, ayunan, perosotan, dan komidi putar, kami masih mengendarainya. Semuanya yang ada di Seoul? Setiap sudut? Kami memiliki kenangan seperti Ciuman pertama, kencan pertama, perjalanan darat pertama, perkelahian pertama, air mata pertama, dan semuanya .. Segar sekali diingatan. ”ucapnya dan mulai berjalan lagi sambil melihat ke langit.

Bobby mengikutinya sampai dia mencapai langkahnya lagi, "Apa kau tidak terluka?"

"Tidak. Itu hidup, tidak ada yang permanen. Semua orang akan meninggalkanmu jadi kau harus siap. Dalam kasusku, aku belum siap saat itu. Aku benar-benar gila karena aku berpaling dari mimpi-mimpiku , keluarga dan tanggung jawab hanya untuk bersamanya, tetapi yang terpenting, itu sepadan sekarang."

"Sepadan?" Bobby menatapnya dengan bingung, "Karena Reign?"

Jennie tersenyum sambil melihat ke tanah. "Selain itu. Kau hanya akan mengetahui nilai pengorbananmu ketika benih yang kau tanam menjadi buah dan buah yang aku maksud adalah .. Pelajaran yang aku pelajari. Kau harus Ketahui nilai mu, setiap orang memiliki nilai. Jika semua orang tidak dapat melihatnya, kau perlu menjauhkan diri mu dari mereka karena mereka tidak layak." Jelas Jennie, tidak ada rasa sakit atau kebencian yang tergambar di wajahnya seolah-olah itu normal baginya.

"Dan aku bangga padamu karena begitu kuat." kata Bobby.

Jennie tersenyum lemah. "Semua orang terlahir dengan nilai, jadi tidak ada yang harus membuangmu seperti sampah. Kita harus melihat diri kita seperti emas dan kita pantas diperlakukan seperti berlian." Ujarnya dengan bijak kemudian menyesap minuman coklatnya.

LOST (ID) -JENLISA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang