Chapter 51

5.2K 488 38
                                    

Jennie's P. O. V.

Aku menertawakannya dengan sinis atas apa yang dia tanyakan. Aku tidak tahu apa yang ada di kepalanya setiap kali kami bertemu secara tidak sengaja. Sungguh merusak suasana hatiku setiap kali dia menanyakan sesuatu tentang Lisa, seolah dia memaksaku untuk mengakui bahwa aku masih memiliki perasaan untuk Lisa dan belum bisa melupakannya.

"Apakah kau terancam?" aku bertanya karena kesal.

Dia menatap ku dengan tidak percaya, "Terancam? karena apa? Karena kau di sini? Menurut mu, siapa yang merasa terancam?" Dia bertanya.

"Aku cinta pertamanya? 8 tahun?" Aku mengangkat satu alis.

"Lantas kenapa? Apa maksudmu?"

Aku menyelipkan rambut ke belakang dan menyilangkan lengan. "Maksudku disini, kau selalu memasukkan Lisa dalam diskusi kita. Maksudku, Kenapa? Sepertinya kau memaksaku untuk mengakui bahwa aku masih mencintainya? Somi .. Kau boleh menikahi dia di depan ku. Kau bisa memilikinya dan melakukan apa pun yang kau inginkan. Jika kau merasa sangat terancam dan menganggap aku kembali karena Lisa, kau salah. Aku kembali untuk diri ku sendiri dan untuk putra ku jadi berhentilah melibatkan kami dalam hidup mu karena aku tidak tertarik." ucapku terus terang.

“Hmmm. Senang karena semuanya beres tentang kita. Fokus pada anakmu dan aku akan fokus pada keluargaku. Aku tidak tahu kalau kau menggunakan kepalamu.” Dia terkekeh.

Aku mengangkat kepalaku pada apa yang dia katakan, "Maaf? Jaga mulutmu Somi. Kau harusnya mengatakan itu pada dirimu sendiri. Jangan menantangku untuk mengingatkanmu bagaimana kau mengambil hak anakku untuk memiliki keluarga?"

Dia menyilangkan tangan dan menatapku dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Ingat saja Jennie, Lisa melakukannya sendiri dan aku tidak memaksanya. Dia memilihku daripada kau meskipun kau hamil." ucapnya sambil mengatupkan rahangnya.

"Begitukah? Kau tidak memaksanya karena kau membiarkannya. Lagipula, kau bisa memilikinya. Meskipun kalian berdua berhubungan seks di depanku? Tidak apa-apa. 8 tahun? Sudah cukup untuk jenuh dengan tubuhnya." Aku tertawa pelan.

Somi tidak mrnjawab dan hanya menatap tajam ke arahku. Sungguh melelahkan menjelaskan kepada gadis ini tentang perasaanku terhadap Lisa. Dia merasa sangat terancam. Ya ampun, aku tidak bisa menyalahkannya. Rasa tidak aman merasuki hati dan jiwanya.

Aku sangat ingin memukul mulutnya, kenapa Lisa memilih dia? Dia tahan mendengar seberapa tajam kata-katanya? Dia terlihat polos sebelumnya tetapi lihat wanita ini, warna aslinya terlihat. Aku bisa melihat dan merasakannya.

Aku memeriksa Reign dan melihatnya benar-benar diam, sepertinya dia mengantuk. Aku melihat jam tangan ku dan masih sangat awal untuk pulang.

"Mommy!" Putra Lisa lari ke Somi, tunggu. Dia memegang mobil mainan Reign, "Lihat, anak itu memberikannya padaku."

Somi membisikkan sesuatu dan dia menggelengkan kepalanya. Bocah ini terus menggelengkan kepalanya seolah tidak setuju dengan apa yang ingin dikatakan Somi.

Aku berdiri dan mengambil Reign dari Jin. Semua orang menggoda ku untuk membuat ku tertawa. Mereka memaksa ku untuk duduk di meja mereka tetapi aku menolak karena mereka terlalu berisik. Aku kembali ke kursiku dan membuat Reign berbaring di lenganku, aku akan meminta Bobby untuk menjaga Reign agar aku punya kesempatan untuk berbicara dengan Irene dan yang lainnya sebelum meninggalkan pesta.

"Kau ingin pulang?" Aku bertanya kepada Reign yang menatap ku dengan sedih. Aku membelai pipinya dan dia membenamkan wajahnya di dadaku. "Kau mengantuk?"

"Paman Bobby?" Dia bertanya dan mencari ke mana-mana "Paman Bobby?"

"Dia ada di kamar mandi dan akan kembali setelah beberapa menit," kataku saat melihatnya hampir menangis. Aku tahu dia sedang tidak mood dan merasa sangat mengantuk karena dia tidak banyak bicara dan energik seperti yang seharusnya.

LOST (ID) -JENLISA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang