Suara music yang menggema, asap rokok dan bau alkohol menyeruak di seluruh tempat ini. Orang-orang mulai ramai seiring waktu yang menunjukkan pukul sepuluh malam. Ada sekelompok orang yang terlihat menggunakan narkoba di sudut ruangan untuk menambah kesenangan mereka. Bisa terlihat jika club ini memang untuk orang-orang liar yang kecanduan party.
Lisa dan Jisoo duduk saling berhadapan sembari memperhatikan orang lain yang menari. Lengan Lisa tersandar dibelakang sofa, kakinya tersilang, sementara Jisoo sibuk menghubungi teman-teman mereka untuk datang dan bergabung dengan masalah Lisa.
"Apa mereka akan datang?" Tanya Lisa.
"Seulgi dan Wendy sedang dalam perjalanan, aku tidak tahu dengan yang lain," Balas Jisoo, kemudian menaruh kembali ponsel nya ke atas meja. "Jadi.. ada apa?" Lanjutnya.
Lisa melepaskan helaan nafas frustasi, kemudian menggoyangkan gelasnya dengan perlahan. Ia menuangkan alkohol kedalamnya lalu meneguknya.
"Kami bertengkar," Ujar Lisa, meskipun music menggema dengan keras, mereka masih bisa mendengar satu sama lain tanpa harus berteriak.
"Dan? Kalian berdua memang selalu bertengkar beberapa hari ini.. ada apa?" Tanya Jisoo, ia kemudian meneguk segelas tequilla sembari menatap Lisa dengan penuh tanya.
"Ada satu orang yang ku hajar sebelumnya," Lisa memberi jeda beberapa saat dan mencengkeram gelasnya. "Aku cemburu, JIsoo. Sehingga tidak bisa mengontrol diriku."
Jisoo menganggukkan kepalanya, dia tahu kemana arahnya ini. "Lalu?"
"Kami bertengkar dan aku menurunkan dia di tepi jalan. Aku kembali untuk menjemputnya namun Jennie tidak ada disana lagi. Lalu pagi itu, aku berencana untuk mengunjungi pria itu agar bisa meminta maaf, tapi saat mengetuk pintunya, aku terkejut karena Jennie ada disana. Dia semalaman bersama pria itu." Jelas Lisa.
"Uhm.. setelah itu?" Jisoo bertanya, kemudian ia melihat dua teman mereka datang. "Oh itu mereka."
Setelah bersusah payah melewati kerumunan, kedua teman Lisa lainnya mencapai tempat mereka sembari menepuk-nepuk jaket mereka yang tidak sengaja tersentuh oleh para remaja mabuk.
"Kau bisa memilih tempat yang lebih baik dari tempat ini," Protes Seulgi, kemudian memeluk Lisa. "Ada apa?"
"Apa keadaan darurat nya?" Wendy terkekeh sambil menyapa Lisa.
Mereka berdua kemudian mengambil tempat duduk dan Jisoo menuangkan tequilla kedalam gelas mereka masing-masing untuk memulai malam ini.
"Apa yang lainnya akan datang setelah kalian berdua?" Jisoo bertanya pada Seulgi, namun gadis itu hanya menggelengkan kepalanya.
"Kurasa mereka tidak akan datang. Setelah bekerja aku menelepon Wendy agar menungguku, sementara Jin, dia harus tinggal di kantor hingga tengah malam." Jelas Seulgi, kemudian menenggak tequilla-nya lagi, wajahnya mengernyit karena rasanya.
"Jadi... Ada apa sebenarnya?" Wendy menatap mereka secara bergantian.
Jisoo terkekeh selagi menatap Lisa. "Lanjutkan.."
"Lalu.. itu saja, kami bertengkar." Lisa memaksakan tawanya. "Aku tidak tahu harus berpikir seperti apa."
"Memikirkan apa?" Seulgi dan Wendy bertanya sembari mengunyah makanan ringan.
"Aku melihat Jennie berada dirumah pria lain. Sepertinya dia berselingkuh.." Ucap Lisa.
Mata Seulgi dan Wendy melebar. "Apa?? Kau serius?" tanya Seulgi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST (ID) -JENLISA ✔️
Fanfiction"Apakah kau masih milikku?" Dia bertanya "Maafkan aku, tapi aku tidak bahagia lagi" jawabnya dan pergi. Gadis itu telah ditinggalkan dan menangis di bawah guyuran hujan, gemuruh seolah-olah menyesuaikan diri dengan emosi gadis itu. Lisa Manoban, seo...