Chapter 71

5.2K 500 25
                                    


Lisa Pov

Jennie bergelayut di lenganku sesaat setelah dia mengatakan kata-kata itu. Aku hendak memberitahu pemandu wisata itu bahwa kami tidak akan pergi jika masalahnya seperti itu, namun Jennie mengejutkanku dengan mengatakan padanya bahwa aku adalah kekasihnya. Yang benar saja? Mataku membesar dan aku tidak bisa menggerakkan tubuhku.

Entahlah, tapi kurasa aku merasakan kupu-kupu di dalam perutku. Aku tidak bisa menjelaskan apa yang kurasakan saat ini.

"Aku akan menaiki boat yang lain kalau begitu." Ujar seorang pria, ia kemudian menaiki boat yang lain.

Jennie menarikku ke dalam kapal, kami harus mengangkat kaki kami agar bisa melompat ke dalam.

"Kau duluan." Kata Jennie kemudian mendorongku.

Aku hendak naik duluan namun aku teringat bahwa Jennie mengenakan baju renang. Aku melangkah mundur dan berdiri di belakangnya. "Tidak. Kau saja yang duluan agar aku bisa membantumu naik." Ujarku, kemudian memegang pinggangnya untuk membantunya menaiki kapal, Jennie terkekeh karena merasa geli.

Kemudian, aku memanjat untuk naik ke atas kapal dan duduk di samping Jennie, rasanya seperti surga saat aku berada didekatnya. Kenapa aku merasa seperti kami berpacaran lagi? Seperti, sungguh, aku bisa merasakan suasana seolah sedang kencan pertama disini.

"Kenapa kau bilang padanya bahwa aku adalah kekasihmu?" Tanyaku pada Jennie saat kapal mulai bergerak.

Jennie menoleh dan menatapku kemudian terkekeh. "Bukankah ini kesepakatan kita? Kau lupa?"

Aku menggeleng dan tertawa. "Tsk.." Dengusku kemudian memalingkan wajah.

"Apa kita akan melihat lumba-lumba atau paus?" Tanya Jennie tiba-tiba.

Semua orang tertawa karena suaranya. Aku tidak menutupi mulutnya kali ini, aku ingin mendengar suaranya yang menggemaskan. Suara lembut dan manja-nya. Suara yang kurindukan, suara yang ingin kudengar hingga akhir hidupku.

"Nanti, kita akan menemukan paus di tengah laut. Jangan khawatir Nona." Pemandu wisata tertawa.

"Aku sudah lama tidak melihat paus, jadi aku ingin melihatnya." Ujar Jennie padaku, ia mengerucutkan bibirnya, meletakkan tangannya di kakiku seolah dia biasa saja dengan itu.

"Kita akan melihatnya, jangan khawatir." Kataku seolah berbicara pada anak-ku.

Angin menghantam kapal dan membuat tubuh kami tersentak. Jennie memegangi lenganku dan aku bisa melihat bahwa dia terkejut dengan apa yang terjadi.

"Itu sudah biasa terjadi.'' Bisikku untuk membuatnya tenang, dia takut pada air.

"Bagaimana kalu kita tenggelam?" Tanyanya.

"Kita memakai pelampung." Aku tertawa.

Kami melihat banyak batu besar, para pemandu wisata mengatakan bahwa ada goa di dalamnya dan kami akan terkejut melihat betapa indahnya itu. Merkea tidak tahu bahwa kami berdua bukan hanya sekali mengujungi tempat ini.

"Airnya jernih sekali. Aku bisa melihat ikan dari sini, lihat Lisa!" Jennie menunjuk air yang jernih, ada banyak ikan yang mengikuti kapal. "Aku tidak membawa apapun untuk memberi makan mereka." Tambahnya.

Kapal berhenti di tengah goa, pemandu wisata mengijinkan kami untuk berenang namun aku memilih untuk tak melakukannya karena Jennie takut untuk melompat ke air. Dia tidak pernah berenang di dalam goa, dia membayangkan banyak hal itulah kenapa dia tak pernah memikirkannya.

"Kau bisa berenang." Kata Jennie, aku sedang sibuk memperhatikan para pemandu wisata yang menyelam ke dalam air, mereka menikmatinya.

Aku menggeleng. "Tidak. Aku akan tetap disini." Jawabku, kemudian kembali melihat pemandu wisata.

LOST (ID) -JENLISA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang