"Apa yang kau lakukan?!!" Lisa berteriak pada Somi ketika dia menyaksikan apa yang Somi lakukan pada Reign.
Dia menggendong putranya dan menepuk punggungnya sambil menatap Somi dengan marah. Tunangannya itu hanya diam, dia bahkan tidak merasa bersalah atas apa yang dia lakukan. Kedua anak laki-laki itu menangis dan dapat dengan mudah mengetahui bahwa ada sesuatu yang terjadi di dalam ruangan.
"Dia menyakiti Liam! Apa kau tidak melihatnya? Liam menangis!" Somi balas berteriak.
Lisa menangkup kepala putranya dan membenamkan wajahnya di lehernya, "Kau tidak bisa menyakiti dia seperti itu! Kau tidak dalam posisi yang tepat untuk memukulnya!" teriaknya.
"Jennie harusnya tahu bagaimana mendisiplinkan anaknya, itu sebabnya dia seperti itu!"
Lisa menggelengkan kepalanya dan mendorong Somi agar bisa membawa Reign keluar dari kamar. Dia sangat marah namun hanya berusaha untuk tetap tenang karena dia mungkin akan menyakiti Somi. Reign tidak bisa berhenti menangis dan memeluk leher Lisa begitu erat, dia terbatuk terus menerus hingga membuat telinga dan wajahnya memerah.
Lisa memegang lengan Liam untuk membawanya keluar tetapi Somi menarik lengan Lisa hingga membuatnya berbalik.
"Kau mau kemana?!" Somi menatapnya dengan tidak percaya, "Turunkan putra Jennie!"
Lisa mengerutkan wajahnya dan melepaskan tangan Somi dengan agresif. Dia meraih lengan Liam sekali lagi dan membuka pintu lebar-lebar.
"Apa yang terjadi di sini?!" Marco muncul, dia mendengar teriakan keras anak-anak dari ruang tamu jadi dia memeriksanya dan tidak menyangka ada sesuatu yang terjadi di antara mereka. "Apa yang terjadi pada mereka?!"
"Kau seharusnya tidak mengundangnya, dia menyakiti Liam .. Je-"
"Diam Somi!" Lisa menggeram, dia menatap ayahnya dan memberikan anak-anak padanya. "Ayah, bawalah anak-anak denganmu dulu. Kami akan bicara."
"Aku ingin tahu apa yang terjadi setelah ini, aku tidak akan mentolerir apa pun jika kau melakukan sesuatu di luar batas." Marco memperingatkan mereka dengan gigi terkatup. Dia membawa anak-anak itu keluar untuk membiarkan Lisa dan Somi berbicara.
Reign tidak ingin berpisah dengan Lisa. Dia berteriak sambil menutup matanya saat Marco membawanya. Itu menghancurkan hati Lisa melihat putranya dalam keadaan seperti itu, ketakutan dengan apa yang terjadi.
Begitu anak-anak keluar, Lisa memandang Somi yang terengah-engah. Dia membasahi bibirnya, meraih lengan Somi dan menariknya ke dalam kamar kemudiam menutup pintu dan menatap Somi dengan tajam.
"Kau tidak seharusnya memukulnya seperti itu!" Lisa berteriak pada Somi.
"Dia pantas mendapatkannya! Aku tidak akan pernah membiarkan siapa pun menyakiti anakku!"
Lisa mengusao wajahnya, "Anakku tidak pantas menerimanya Somi!" Bentaknya.
"Jadi Liam pantas menerimanya? Lisa, dia anakmu!"
"Tidak ada yang pantas mendapatkannya! Maksud ku di sini adalah, kau tidak memiliki hak untuk menyakitinya seperti itu karena Jennie tidak pernah memukul Reign! Apa yang terlintas dalam pikiran mu hingga memukulnya?"
"Jennie? Jennie lagi?"
"Tentu saja, Ibunya Reign. Siapa yang kau harapkan?!"
Somi memegang erat lengan Lisa dan menatap matanya, "Kenapa kau tidak bisa menyingkirkan merekanberdua? Hah? Kita punya putra kita sendiri! Katakan padaku!" teriaknya.
"Dia putraku Somi!" Lisa menegaskan.
Somi mendengus, dia mulai gila, "Dia bukan anakmu!"
Lisa tertawa sinis dan membalikkan punggungnya. Kegilaannya memakannya. Jantung Lisa berdegup kencang sehingga jika dia menderita penyakit jantung, dia pasti sudah pingsan. Pikirannya dipenuhi oleh pikiran impulsif, itulah sebabnya dia mencoba untuk tetap tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST (ID) -JENLISA ✔️
Fanfiction"Apakah kau masih milikku?" Dia bertanya "Maafkan aku, tapi aku tidak bahagia lagi" jawabnya dan pergi. Gadis itu telah ditinggalkan dan menangis di bawah guyuran hujan, gemuruh seolah-olah menyesuaikan diri dengan emosi gadis itu. Lisa Manoban, seo...