Chapter 17

6.8K 508 77
                                    

Tadi malam Lisa akhirnya mengakhiri hubungan mereka. Delapan tahun yang mereka bangun,berubah menjadi abu. Mimpi, masa depan dan harapan untuk selalu bersama, tidak ada dalam daftar hidup Lisa lagi. Kebencian dan kemarahan menguasai tubuh Lisa, sementara Jennie, dia masih mencoba dan berusaha untuk memperbaiki semuanya meskipun Lisa selalu menolaknya dan mengatakan hal-hal yang menyakitkan, Jennie masih ingin kembali.

Jennie pulang kerumah tadi malam dengan keadaan basah kuyup dan lelah. Dia tidak bisa fokus dan tidak bisa mendengar apapun di sekitarnya. Ella mencoba untuk biccara padanya saat terbangun pukul 1 pagi, namun Jennie tidak mengatakan apapun dan bergerak perlahan ke kamar nya.

Dia masih bisa merasakan bagaimana rasa sakitnya,dan sesaat setelah masuk ke dalam kamar, Jennie merasa kosong. Ia ambruk ke dalam tangis bersamaan dengan hujan yang semakin deras. Jennie menekuk lututnya dan memukul dirinya sendiri hingga pada titik dimana dia mulai menyalahkan dirinya sendiri meskipun tidak ada yang seharusnya disalahkan.

Jennie tertidur karena terlalu lama menangis, orang tuanya mengetuk pintu sekitar pukul enam pagi karena putrinya harus pergi bekerja, namun Jennie tidak merespon.

Jennie akhirnya membuka matanya saat jam sudah menunjukkan pukul sembilan. Hari lainnya untuk patah hati. Ia mencari ponselnya untuk memeriksa apakah Lisa mengubah pikirannya dan memilih untuk kembali pada Jennie atau mungkin saja Lisa mengerjainya,namun tidak ada satupun pesan yang muncul.

Jennie kemudian teringat dengan akun sosial media Lisa jadi dia memutuskan untuk memeriksanya, namun patah hati lainnya untuk Jennie karena tidak ada satupun foto mereka bersama. Dari hari pertama bersama, hingga foto terakhir, semuanya sudah Lisa hapus.

Air mata Jennie jatuh seiring dengan ia yang membuka pesan dan mengirim beberapa pesan pada Lisa. DIa tidak menyerah, mencoba menelpon Lisa meskipun hanya berdering.

"Jennie?" Nyonya Kim mengetuk pintu.

Jennie mengakhiri panggilan kemudian menyeka air matanya sebelum menjawab, "Ya, ibu?"

"Kau sakit? Biarkan aku masuk. Ella bilang dia melihatmu semalam."

"Aku baik-baik saja bu. Hanya telat bangun, aku akan bersiap untuk pergi kerja."

"Aku akan membuatkan sarapan, okay?"

"Baiklah.." Jennie membalas dengan lemah.

Ia kemudian bangun dari tempat tidur dan berpegangan pada meja saat hampir terjatuh. Jennie menggelengkan kepalanya kemudian melangkah untuk mencari pakaian yang akan dia kenakan. Wajahnya terlihat lelah dan jelas sekali bahwa ia sedang tidak fokus.

Jennie melangkah ke kamar mandi untuk mandi dengan cepat, ia bersin beberapa kali dan batuk karena basah kuyup semalam. Ia menyalakan pemanas, airnya memercik tubuh telanjangnya. Ia hanya menatap dan memperhatikan bagaimana air itu jatuh, mengingatkannya dengan apa yang terjadi kemarin. Kata-kata Lisa serta suaranya terngiang-ngiang di kepala Jennie. Ia lalu menggigit bibir bawahnya dan mulai menangis lagi.

Meskipun ia tidak ingin menangis, matanya mengkhianatinya. Jennie tahu bahwa hari ini dan untuk hari-hari berikutnya, ia tidak akan bisa bersikap seperti biasanya. Hidupnya sehari-hari akan sangat berbeda, dari yang awalnya banyak bicara,kencan bersama Lisa, tertawa dan membicarakan tentang mimpi, saling memaafkan hingga mencintai, pada hari-hari tanpa Lisa lagi.

"Apa salahku hingga menerima semua ini?" Tanya Jennie pada dirinya sendiri, ia terisak lagi, membiarkan air matanya jatuh beriringan dengan air.

"Kami berhubungan sex."

Kata-kata itu terus berulang di kepalanya. Ia mematikan shower lalu berjalan untuk mengambil handuk. Jennie hendak mengenakan itu namun berhenti saat melihat bayangan tubuhnya sendiri di kaca, ia kemudian mengangkat alisnya.

LOST (ID) -JENLISA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang