Lisa's P. O. V.
Kami pulang setelah kejadian tadi. Aku tidak berbicara apapun saat mengemudi. Liam tertidur dan aku menaruhnya di kursi booster, dia menangis ketakutan karena kejadian itu. Aku khawatir sepanjang waktu karena ini pertama kalinya dia menyaksikannya.
Aku benar-benar marah pada Somi karena apa yang dia katakan tapi aku tidak bisa berteriak padanya di depan orang. Maksudku, aku tidak bisa berteriak pada mereka. Aku mencoba menahan diri untuk tidak membuat keributan, jadi aku harus membawanya pulang dulu.
Somi menangis sampai kami tiba di unit. Aku meletakkan Liam di tempat tidurnya terlebih dahulu sebelum menghampiri Somi di luar, di mana aku melihatny menangis di ruang tamu. Aku berhenti di depannya dan meletakkan tanganku di pinggangku.
"Apa yang baru saja terjadi?" Aku bertanya tanpa simpati dalam suaraku.
Dia mendongak dan entah bagaimana putus asa, "Dia memukulku lebih dulu Lisa. Apa yang kau ingin aku lakukan? Aku tidak membalas memukulnya!" pekiknya.
"Katakan yang sebenarnya." aku bergumam dan menghembuskan banyak udara.
"Apa? Kau pikir aku bohong?"
Aku mengatupkan rahang dan hanya menatapnya dengan tegas. Aku tidak berbicara. Dia tertawa sinis dan berdiri.
"Kau memihaknya? Wow," Air matanya mengalir. "Aku tunanganmu Lisa .. Kau harus mengerti aku!"
"Mengerti apa? kau menghina dia? Somi kau tidak hanya menghina dia, kau juga menghinaku. Reign adalah anakku! Bagaimana kau bisa mengatakannya? Anak itu tidak ada hubungannya denganmu, apa yang terlintas dalam pikiranmu? Hah?" teriakku.
"Karena dia menggunakan anaknya untuk mendekatimu!"
Aku menggosok wajahku dan mengacak-acak rambutku, aku tidak percaya ini. "Somi! sadarlah!" aku berteriak. "Anak itu tidak bersalah!"
"Kau harusnya melindungiku dari dia tadi tapi tidak! Kau tidak melakukan apa-apa!"
"Apa yang kau ingin aku lakukan ?! Untuk menyakitinya secara fisik? Semua orang akan merasa sangat tersinggung jika mendengar apa yang baru saja kau katakan! Aku tidak bisa mentolerir tindakan seperti itu Somi! Ya Tuhan!"
Aku membalikkan punggungku dan mengacak-acak rambutku sambil menggigit bibir bawahku. Ini gila. Kemarahan ku memenuhi emosi ku sekarang. Aku mengatupkan tinjuku dan memejamkan mata untuk menarik napas dalam-dalam.
Somi menarik lenganku dan membuatku menatapnya, dia marah, aku bisa melihat melalui matanya. "Kau tidak pernah seperti ini padaku Lisa. Kau tidak pernah menyakitiku!"
Aku terengah-engah. "Aku tidak mengerti .. Haruskah aku memihakmu meskipun itu salahmu? Dewasalah Somi. Kita memiliki lebih awal namun kau bahkan tidak memikirkannya terlebih dahulu sebelum kau mulai berteriak di lobi." Aku melepaskan cengkeramannya.
"Bagaimana kau bisa mengatakan bahwa aku berbohong? Kau bahkan tidak ada di sana saat dia memulai perkelahian. Dia menyerangku Lisa! Kenapa tidak bisa mengerti ?!"
"Karena Jennie tidak bisa melakukan itu! Aku mengenal dia!" Aku berteriak, dan membuat kami berdua berhenti.
Aku terkejut dengan kata-kata yang keluar dari mulut ku. Somi tertawa sinis dan aliran air mata lain menetes di pipinya.
Dia mulai memukuli dadaku, aku membiarkannya. Aku hanya menatap kosong padanya karena tidak tahu kenapa. Dia mulai berteriak sehingga Liam terbangun dan menangis.
"Beraninya kau!" Suaranya pecah.
Aku memegang kedua pergelangan tangannya untuk berhenti. Dia melawan dan mendorong ku begitu keras, mengangkat tangannya dan menampar ku dengan keras. Kepalaku menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST (ID) -JENLISA ✔️
Fanfiction"Apakah kau masih milikku?" Dia bertanya "Maafkan aku, tapi aku tidak bahagia lagi" jawabnya dan pergi. Gadis itu telah ditinggalkan dan menangis di bawah guyuran hujan, gemuruh seolah-olah menyesuaikan diri dengan emosi gadis itu. Lisa Manoban, seo...