15 menit berlalu sejak Bobby meninggalkan rumah dan ya, Reign masih menangis sepenuh hati dan menunjuk pintu. Liam juga menangis tadi dan ingin Lisa menurunkan Reign dari pangkuannya, Lisa memberikan Reign kepada Marco terlebih dahulu dan menghibur Liam.
Somi memutar matanya saat menatap Reign, dia tidak setuju dengan Reign ada di rumah bersama mereka tapi tentu saja dia hanya berusaha menjadi baik karena Lisa dan Marco.
"Dia akan kembali nanti. Berhenti menangis." Marco menenangkan Reign dan mengusap punggungnya.
"Tidak. Tidak. Tidak." Reign menggelengkan kepalanya dan menolak untuk pergi bersama Marco.
Lisa memandang Reign dan memberikan Liam kepada Somi ketika anak itu sudah baik-baik saja. "Jaga dia dahulu, aku akan coba menghiburnya." ujarnya, Somi ragu untuk mengambil Liam tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Lisa menghampiri ayahnya dan tersenyum tegas, "Bolehkah aku menggendongnya sekarang?"
Marco tidak ragu-ragu dan menganggukkan kepalanya. Dia berhenti mengayunkan tubuhnya dan menatap Reign.
"Reign kemarilah .." Lisa meraihnya. Anak kecil itu memandangnya lebih dulu dan perlahan-lahan mengulurkan lengannya yang membuat Lisa tersenyum lebar. "Ini dia .."
Lisa duduk di sofa dan meletakkan Reign di pangkuannya. Dia sibuk mengagumi wajah putranya, ini pertama kalinya dia memeluknya. Lisa memanfaatkan kesempatan ini untuk bersenang-senang bersamanya. Reign tidak berhenti terisak dan menggigit jari telunjuknya karena ketakutan tidak ada yang bersamanya selain dirinya sendiri.
"Jika kau terlalu banyak menangis, kau akan merasakan sakit di kepala nanti. Apakah kau ingin itu terjadi?" Lisa bertanya, membuatnya takut sedikit.
Reign menggelengkan kepalanya dan menyandarkan kepalanya di bahu Lisa. Dia mengerutkan bibir untuk mencegah dirinya menangis.
"Aku akan memanggilmu setelah sarapan siap," kata Marco sebelum pergi.
Marco tidak berniat mengundang Somi, dia terkejut saat Somi datang bersama Lisa. Dia tidak bisa menyuruhnya pulang karena tidak pantas. Marco tahu kalau Jennie akan merasa kesal begitu mengetahui bahwa Lisa ada di sini tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya ingin membuat Lisa bahagia sebentar karena dia bisa merasakan putrinya merindukan putranya. Meski Lisa melakukan kesalahan besar, Marco bisa merasakan simpati padanya.
"Woah. Siapa nama boneka Teddymu?" Lisa bertanya dan mengambil beruang di samping mereka, dia melakukan yang terbaik untuk menghentikan Reign menangis.
Reign meliriknya dan mengambilnya dari Lisa ."Squishy. Itu Squishy." ucapnya sambil menatap Lisa, masih ada air mata di sudut matanya.
"Squishy? Wow. Seperti pemiliknya?" Ujar Lisa.
Reign menganggukkan kepalanya dan mengangkat bonekanya kemudian menekan benda itu. "Ini berbicara." bisiknya. Lisa menyandarkan telinganya di dada boneka itu dan mendengar beruang itu berkata aku mencintaimu.
Lisa tertawa pelan lalu mengambil beruang itu dari Reign. “Jangan menangis .. Mommy akan sedih.” katanya.
Reign menatap Lisa dengan heran sebelum tertawa. Lisa tersenyum lebar ketika mendengar putranya tertawa. Dia melakukannya lagi sampai air mata dari kehancuran berubah menjadi tawa. Reign membenturkan kepalanya dari belakang karena tidak bisa menerima lelucon Lisa.
Somi berdehem dan duduk di samping Lisa. "Halo Reign!" sapanya dengan riang dan menyuruh Liam mendekatinya. "Katakan Halo padanya, Liam."
Liam mengerutkan alisnya. "Hai." ucapnya tanpa ekspresi.
Reign melambaikan tangannya dan tersenyum pada Liam, sepertinya dia mulai nyaman dengan Lisa. Gadis jangkung itu tersenyum atas interaksi kedua anaknya. Dia membuat Reign menghadap Liam agar mereka saling mengenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST (ID) -JENLISA ✔️
Fanfikce"Apakah kau masih milikku?" Dia bertanya "Maafkan aku, tapi aku tidak bahagia lagi" jawabnya dan pergi. Gadis itu telah ditinggalkan dan menangis di bawah guyuran hujan, gemuruh seolah-olah menyesuaikan diri dengan emosi gadis itu. Lisa Manoban, seo...