Chapter 59

5.2K 471 7
                                    

6:00 PM.

Tumpukan salju turun di luar tetapi tidak sekuat itu. Banyak orang menghangatkan diri dengan memakai mantel dan sarung tangan, mereka memilih untuk tinggal di dalam rumah agar tidak kedinginan.

"Ahh .. Aku suka cuaca ini." ucap Mino, asap kental keluar dari mulutnya. Dia membawa kantong sampah besar untuk ditempatkan di luar gerbang. "Truk seharusnya mengambil sampah pagi ini." Ucapnya, sambil menikmati tetesan kecil salju.

Kepalanya menoleh ke samping untuk memeriksa setiap sudut gang. Karena istrinya sedang menyiapkan makanan untuk makan malam, Mino memutuskan pergi ke suatu tempat untuk membeli minuman yang cocok untuk cuaca dingin.

“Untung aku membawa dompet,” ia terkekeh dan memasukkan tangannya ke dalam saku, menatap lurus ke gang sampai dia melihat seseorang.

Mino memiringkan kepalanya sambil mengerutkan wajahnya saat menatap orang itu.


---

"Apa yang ingin kau katakan?" Mino bertanya dan membuka bir kaleng untuk Lisa.

Lisa mengambil bir dan menatapnya lebih dulu, "Apa kabar?" Dia memulai.

"Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?"

Rupanya, keduanya bertemu sebelumnya. Mereka pergi ke toko terdekat untuk membeli bir. Mereka berdua minum di luar toko karena tidak ada yang berlama-lama di tempat itu.

"Aku baik-baik saja." Lisa menjawab dan menyesap bir. "Apakah kau tidak minum?"

"Sedikit saja." Jawab Mino dan membuka bir untuk meneguknya.

Ada kecanggungan di antara mereka. Lisa memutuskan untuk mengunjungi Mino untuk meminta maaf atas apa yang terjadi sebelumnya. Dari awal sampai hari mereka melangkah lebih jauh untuk menimbulkan masalah. Lisa mencoba yang terbaik untuk mencari alamat Mino, ia mengunjungi sekolah tempat Mino bekerja dan untungnya seseorang memberitahunya. Lisa mengumpulkan keberanian untuk menghadapinya setelah semua yang dia lakukan. Baginya, mungkin ini awal terbaik untuk meminta maaf kepada semua orang dan untuk dirinya sendiri.

"Jantungmu? Bagaimana?" Tanya Lisa.

"Aku baik-baik saja tapi tentu saja aku harus berhati-hati karena ini kehidupan keduaku."

"Senang mendengarnya," kata Lisa lalu mengocok birnya sedikit. "Maaf."

Mino mengangkat bibirnya sedikit dan menggelengkan kepalanya perlahan. Seolah seperti apa yang dia harapkan, Lisa akan meminta maaf karena itulah dia datang.

"Untuk apa?" Mino bertanya dan menatap Lisa.

Lisa tidak bisa menatapnya jadi dia hanya menundukkan kepalanya. Dia duduk di kursi dan menuangkan birnya. Meskipun rasanya sangat tidak enak, dia tidak bisa merasakannya di tenggorokannya.

"Atas apa yang telah ku lakukan .. aku menuduh mu, menyakiti mu secara fisik dan bahkan berharap untuk kematian mu karena terlalu banyak amarah yang menenggelamkanku. Sejujurnya aku tidak tahu bagaimana memulai dan meminta maaf tetapi aku sedang mencoba." kata Lisa.

"Apa yang terlintas di benakmu hingga meminta maaf?"

Lisa berhenti berbicara dan menyandarkan punggungnya di kursi. Dia tersenyum tegas dan mengetuk bir dengan ujung jarinya. Dia sedang berpikir keras tentang pertanyaan Mino.

"Apakah penyesalan bisa membuat seseorang lemah?" Tanya Lisa.

Mino meminum birnya dan memejamkan matanya karena rasa yang tidak biasa. "Jadi, kau menyesali sesuatu?"

Lisa tidak menjawab dan hanya menghela nafas. Mereka tidak bisa merasakan dinginnya udara tebal yang bertiup ke arah mereka. Bir membantu menghangatkan diri. Ada sesuatu dalam diri Lisa yang tidak bisa dia ungkapkan, dia tidak tahu apakah boleh mengatakannya atau tidak.

LOST (ID) -JENLISA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang