"Dan bagaimana dengan Jennie?" Tuan Manoban bertanya sambil menatap Lisa yang menyandarkan punggungnya di kursi "Aku bertemu dia seminggu yang lalu tapi tidak sempat berbicara dengannya karena begitu aku memalingkan muka, Dia pergi."
Lisa menganggukkan kepalanya, "Bisakah aku .. Bolehkah aku pergi ke ruang penyimpanan?"
"Kenapa? Apakah ada yang kurang?" Tuan Manoban bertanya dan menarik lacinya "Dan, kenapa Jennie terlibat dengan ini?"
Lisa mengetuk meja dengan ujung jarinya dan menggigit bibir bawahnya.
"Tahukah kau bahwa masuk ke ruang penyimpanan itu dilarang?" Tuan Manoban bertanya lagi.
"Aku tahu .." Lisa berkata, "Hanya saja .. Aku perlu memeriksa sesuatu tentang .. file Jennie."
Tuan Manoban mengangkat alisnya dan bangkit dari kursi, kemudian membuka lemari untuk mengambil sesuatu.
"File Jennie?"
"Yeah .. Tentang bayinya." kata Lisa, hampir berbisik.
"Kenapa tiba-tiba?"
Lisa berdiri "Beri saja aku izin." jawabnya.
Tuan Manoban memandangnya dari ujung kepala sampai ujung kaki, lalu berjalan perlahan menuju meja tinggi untuk menuangkan wine ke gelas. Ia memutar gelasnya sebelum menyesapnya.
"Lisa, kau harus menjawabku dulu. Kenapa tiba-tiba?"
"Bayi .. Bayi kami masih hidup."
Tuan Manoban meletakkan gelasnya, bahkan tidak terkejut dengan apa yang dikatakan Lisa. Dia kembali ke kursinya dan mengambil sebuah kotak kecil di dalam laci, membukanya dan memperlihatkan sebuah kunci.
"Begitukah?" Tuan Manoban bertanya.
Lisa mengerutkan alisnya, "Apa kau tidak bahagia?" Dia bertanya balik. Dia bingung karena tidak ada reaksi yang mengejutkan dari ayahnya
Tuan Manoban meletakkan kunci di atas meja "Cari lah." katanya sambil menggeser kuncinya.
Ia menyandarkan punggungnya di kursi dan membuka laptopnya. "Begitu kau melihat apa yang kau cari, kembalilah padaku." Ucapnya, bahkan tidak melihat ke arah Lisa.
Lisa tidak ragu-ragu, ia mengambil kunci di atas meja, kemudian bergegas keluar ruangan dan buru-buru berlari menuju ruang penyimpanan di mana setiap dokumen pasien bertahun-tahun yang lalu sampai saat ini ada di sana untuk dilindungi.
Lisa gemetar saat membuka kunci dan memutar kenop. Ada lemari besar, map, dan kotak lainnya. Beberapa perawat sedang melakukan inventarisasi, mereka terkejut saat melihat Lisa di depan mereka.
"Selamat Pagi Dr. Manoban." Kata mereka serempak.
"Bisakah kau meninggalkanku dulu? Ada yang harus kulakukan." tanyanya, para perawat saling memandang dan menundukkan kepala sebelum melakukan apa yang diperintahkan.
Lisa memeriksa dulu apakah mereka menutup pintu, lalu dengan cepat mencari dokumen itu. Dia hampir membuang semua yang menghalangi jalannya.
"3 tahun lalu ... 2016 .." Dia bergumam sambil menelusuri setiap folder. Lisa menekuk lututnya dan memeriksa semuanya. Ia melihat sekeliling dari atas hingga bagian bawah lemari, bolak-balik sambil memeriksa setiap kotak.
Keringatnya mulai keluar dan mengalir melalui pelipisnya "Dimana itu?" Lisa mengatupkan rahangnya dan duduk di lantai sambil mengamati seluruh area.
Ia tidak menyerah dan berdiri lagi, memeriksa sekali lagi setiap laci dan kotak, satu per satu. Debu membuatnya batuk dan bersin beberapa kali tetapi dia tidak berhenti di situ.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST (ID) -JENLISA ✔️
Fanfiction"Apakah kau masih milikku?" Dia bertanya "Maafkan aku, tapi aku tidak bahagia lagi" jawabnya dan pergi. Gadis itu telah ditinggalkan dan menangis di bawah guyuran hujan, gemuruh seolah-olah menyesuaikan diri dengan emosi gadis itu. Lisa Manoban, seo...