Kini Jina berada disebuah cafe tak jauh dari kempusnya.
Tok...tok
Seseorang mengetuk meja yg tengah ditempati oleh Jina.
Saat Jina mengalihkan pandangannya dari hp dan melihat pelaku pengetuk meja.
Dihadapannya kini telah ada seorang cowo, berkemeja hitam berwajah tampan.
"Bang Ha Seung Woon!!" ujar Jina, saat melihat orang yg mengetuk meja tempatnya saat ini.
Ha Seung Woon adalah teman SMA abang Jina yg kelima, yaitu Lee Jimin.
"Boleh gw gabung?" tanya Seung Woon, yg diangguki oleh Jina.
Seung Woon pun menarik salah satu kursi didekatnya.
"Gimana kabar lu sama yg lain? Apa baik baik saja?" lanjut Seung Woon, setelah duduk dihadapan Jina.
"Gw baik baik saja, seperti yg lu lihat sekarang. Tapi gw gak tau kabar yg lain, soalnya kita lose kontak" jawab Jina.
"Kenapa lu bilang kyk gitu, Ji?" tanya seorang cowo yg baru saja bergabung.
"Yg gw omongin emang benar, bang Hwan. Lu tau sendirikan waktu gw dirumah sakit cuma lu,bang Jin Woo,mama Seo Yeon sama Sean oppa" jawab Jina.
Yup, cowo yg baru bergabung itu tak lain adalah Kim Jin Hwan, adik dari kapten Kim Jin Woo.
"Ketujuh abang udah nyari lu kemana pun, tapi mereka gagal nemuin lu. Termaksud abang tertua lu yg bekerja di Durant Hospital, dia sama sekali gak bisa nemuin daftar nama lu didaftar pasien" ujar Jin Hwan.
"Dari mana lu tau? Dan bagaimana bang Seokjin gak bisa nemuin daftar nama gw di daftar pasien?" tanya Jina bingung.
Jina tau jika seseorang masuk rumah sakit, nama orang itu akan masuk kedalam daftar pasien. Tapi ini aneh, bagaimana bisa namanya tidak ada didaftar pasien?
"Bang Yoongi yg ngasih tau gw, kalo bang Seokjin gak bisa nemuin nama lu didaftar pasien. Dan masalah nama lu gak ada di daftar pasien, itu karena dia yg gak menyantumkan nama lu didaftar pasien" jawab Jin Hwan, yg menatap lurus keluar jendela.
Tatapan Jin Hwan menatap seorang pria berdiri diluar mobil yg terparkir disebrang jalan.
Pria itu menatap tepat kearah meja tempat ketiga orang yg berbeda usia dan genre itu.
"Gw duluan ya" ujar Jina, tak kala melihat kelima pria yg tadi pagi datang kerumahnya, kini berada dimeja pojok.
Jina pun langsung buru buru keluar dari cafe menuju parkiran dam pergi dari sana, setelah mendapat persetujuan dari kedua cowo yg tadi mengobrol dengannya.
Jina terus melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata rata, untuk menjauh dari 3 mobil yg mengejarnya.
Brak....
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepupu & Abang Bangtan 2 (END)
AcakPertemuan kembali setelah sekian lama, pertemuan itu mendatangkan tangis haru bagi orang orang yg menunggunya, dan hampir sebagian orang tak percaya jika gadis itu masih bisa berkumpul dengan mereka lagi Seperti yg dimaksud kakak sepupunya.