PART 126

5 3 0
                                    

Sudah beberapa kali Vinda menelfon Pak Yogi lalu Pak Yogi memutuskan untuk mengangkat telfon dari Vinda itu dengan rasa sedikit rasa takut yang menyelimuti pikirannya.

"Pak Yogi!!!Dari mana sih nggak ngangkat telfon saya hah?" tanya Vinda dengan perasaan marah dari sebrang sana.

"Ma maaf buk... saya..." jawab Pak Yogi yang terpotong.

"Udah,saya nggak butuh penjelasan darimu." kesal Vinda.

"Dan... cepat pulang kerumah karena saya akan keluar.Cepat anterin saya." ucap Vinda dengan kasar dan tak sopan.

"Maaf buk,saya masih nunggu non Rasya sama non Risma dipasar buk." jawab Pak Yogi.

"Nggak ada alasan lain,cepat anterin saya atau Pak Yogi mau saya pecat sekarang juga." ancam Vinda.

"I iya ba baik buk.Saya akan pulang sekarang juga." jawab Pak Yogi dengan gugup.

"Oh iya,jangan panggil saya dengan sebutan buk atau ibuk atau apapun itu.Panggil saya nyonya.Paham!!!" suruh Vinda.

"Baik nyonya." jawab Pak Yogi.

Lalu Vinda mematikan telfonannya. Sementara Pak Yogi sangat bingung dengan keadaannya sekarang. Ia tak mungkin meninggalkan Rasya dan Risma pulang sendiri tapi jika ia tak pulang sekarang,ia akan dipecat oleh Vinda. Pak Yogi sangat merasa kebingungan. Kemudian ia mencoba menelfon Rasya tapi sama sekali tak diangkat oleh Rasya. Pak Yogi berpindah dengan menelfon Risma tapi juga tak kunjung diangkat.

"Aduh,gimana nih?Nggak ada yang diangkat.Nanti non Rasya sama non Risma gimana pulangnya." gumam Pak Yogi.

Lama kemudian,Pak Yogi memutuskan untuk segera pulang karena ia takut akan ancaman Vinda yang akan memecatnya jika tak kunjung pulang. Pak Yogi menyalakan mobilny dan menjalankan mobilnya perlahan untuk segera pergi dari parkiran pasar itu. Sementara Rasya dan Risma sudah selesai akan belanjanya,mereka melihat mobil yang dikendarai Pak Yogi berjalan pergi menjauhi mereka.

"Kak... itu bukannya mobil yang biasa dikendarai Pak Yogi ya?" tanya Risma pada Rasya.

"Eh,iya... ayo kita kejar." ajak Rasya.

Mereka mengejar mobilnya yang biasa disopiri oleh Pak Yogi sambil meneriaki Pak Yogi akan tetapi Pak Yogi tak mendengar teriakan mereka. Ia fokus ke arah depan.

"Pak Yogi..." teriak Rasya sambil berlari dibelakang mobil.

"Pak Yogi,pak..." teriak Risma yang juga berlari dibelakang mobil.

Sampai agak jauh mereka mengikuti mobil yang dikendarai Pak Yogi itu. Mereka merasa tak kuat lagi mengejar mobil itu. Risma merasa sangat lelah, ia juga merasa tak enak badan serta batuk yang terus ia keluar dari mulutnya.

"Uhuk... uhuk..." batuk Risma sambil menundukkan kepalanya.

Rasya yang mendengar Risma batuk-batuk itu pun langsung menghentikan langkahnya. Ia menghampiri Risma yang ada dibelakangnya.

"Dek... kenapa?" tanya Rasya yang sangat khawatir.

Rasya mengelus punggung Risma serta menempelkan punggung tangan pada kening Risma guna mengecek keadaan Risma.

"Loh... badan kamu panas dek." ucap Rasya.

Risma hanya diam sambil menundukkan kepalanya. Rasya pun mencari tempat yang bisa diduduki bersama Risma. Mereka duduk dipinggir jalan. Rasya segera bertindak untuk pulang ke rumah. Ia mencoba memesan taxi online dari ponselnya tapi tak ada taxi yang kosong. Rasya bingung sekali dan merasa kasihan pada Risma. Beberapa menit kemudian,ponsel Rasya berdering. Ia pun langsung melihat kelayar ponselnya. Terlihat dengan jelas bahwa Rega yang menelfon dirinya. Rasya mengangkat telfon dari Rega dengan segera.

Harta Tahta RasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang