Sampai beberapa menit kemudian, akhirnya Rega menemukan Rasya. Ia melihat Rasya sedang duduk didekat sungai sambil melempar-lempari batu ke sungai dan berbicara sendirian.
"Kenapa sih hidup gue jadi kayak gini.Gue kayak udah nggak punya semangat hidup lagi." ucap Rasya lirih tapi masih bisa didengar Rega.
"Gue nyerahhh..." teriak Rasya.
"Kenapa nyerah?" tanya Rega tiba-tiba sambil menghampiri Rasya dan duduk disebelahnya.
"Kenapa Kak Rega bisa ada disini." tanya Rasya sedikit terkejut.
"Kenapa?Nggak boleh ya.Ya udah gue pergi aja kalo gitu." ucap Rega sambil berdiri.
"Eh,nggak kok." balas Rasya sambil memegang tangan Rega.
Rega tersenyum sambil melihat tangannya yang dipegang Rasya. Rasya yang melihat Rega sedang memperhatikan tangannya yang menggenggam tangan Rega pun segera melepaskan.
"Hmmm maaf kak,nggak sengaja." ucap Rasya yang langsung melepas tangannya dan kembali menghadap kearah sungai.
"Nggak apa Sya." jawab Rega yang ikut duduk lagi disebelah Rasya.
"Sejak kapan lo disini?" tanya Rega.
Rasya hanya diam sambil melihat kearah sungai.
"Rasya... kalo ditanya itu jawab."
"Gue nggak tau harus gimana lagi.Kayaknya gue udah nggak punya semangat hidup lagi.Gue pengen nyusul bunda aja.Gue pengen bareng-bareng trus sama bunda." ucap Rasya sambil meneteskan air matanya.
"Husssttt... lo nggak boleh ngomong kayak gitu Rasya.Lo tau nggak kalo adik lo masih butuh lo.Ayah lo juga masih butuh lo." jawab Rega.
"Tapi sekarang gue udah nggak ada semangat apa-apa lagi kak." ucap Rasya.
"Udah dong Sya lihat gue." suruh Rega sambil memegang kedua pundak Rasya dan membalikkan badannya agar saling berhadapan.
"Lo udah tau kan kalo gue sekarang malah nggak punya siapa-siapa lagi selain keluarganya Kak Arka.Nyokap bokap gue udah ninggalin gue lama banget.Sebenernya dulu gue juga kayak lo,nggak ada dan nggak pernah punya semangat buat hidup.Tapi suatu saat itu gue berusaha bangkit karena gue hanya hidup sebatang kara dan gue harus mewujudkan cita-cita nyokap bokap gue Sya.Mereka bilang kalo gue harus bisa kayak bokap gue yang berusaha buat sukses dan nggak ninggalin shollat juga." jelas Rega.
Rasya merasa bahwa posisi Rega lebih berat daripada dirinya. Ia mulai menangis tak kunjung henti.
"Jadi lo harus bangkit Sya.Meskipun lo lemah tapi jangan lemah dihadapan orang lain.Ingat!!!Orang lain bakal mudah ngehancurin lo saat lo lemah.Jadi berusahalah untuk tetep kuat dan tegar.Jangan nangis juga." saran Rega sambil mengusap air mata Rasya.
"Tapi gue nggak bisa kak.Gue nggak bisa kayak lo." ucap Rasya.
"Sebelum mencoba jangan bilang nggak bisa." jawab Rega.
"Ayolah Sya,jangan nangis.Ayo senyum dong.Mana Rasya yang pertama kali gue kenal dulu?Rasya yang suka cuek dan marah-marah nggak jelas sama gue haha." goda Rega sambil melepas kedua tangannya dipundak Rasya dan mengacak-acak rambut Rasya.
"Ih... apaan sih kak." ucap Rasya sambil menampilkan giginya serta meratakan kembali rambutnya yang berantakan karena Rega.
"Nah gitu dong senyum.Semangat juga ya." ucap Rega sambil tersenyum.
"Dasar ya masih bocil nih haha." ucap Rega yang mencubit pipi Rasya kemudian berlari menjauh dari Rasya.
"Aw... Kak Rega... awas ya..." jawab Rasya sambil mengejar Rega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harta Tahta Rasya
Teen Fiction[cerita sudah lengkap dan tamat] Sebelum membaca jangan lupa follow akun author yaaa. Kalau bisa like dan coment juga yaaa biar author seneng lihatnya hehe... * Suatu hari hiduplah seorang cewek yang bernama Rasya Robert.Ia adalah cewek yang selalu...