PART 81

4 2 0
                                    

Pagi-pagi sekali,Rasya membuka laptop untuk mengecek apakah ia diterima dikampus yang diinginkannya dengan jurusan yang ia inginkan juga. Risma sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah dengan pakaian seragam yang begitu rapi.

"Kak,Risma berangkat dulu ya." pamit Risma pada Rasya.

"Iya dek,hati-hati dijalan." jawab Rasya yang masih fokus pada laptopnya.

Risma langsung bergegas keluar kamar dan turun dari tangga menuju garasi mobil karena disana sudah ada Pak Yogi yang siap mengantarkannya pergi ke sekolah. Sementara Rasya yang masih fokus didepan layar laptopnya pun segera mencari dan terus mencari namanya. Saat sudah ketemu,betapa terkejutnya dia karena hasil dari pengumuman itu.

"Yeah... gue berhasil." teriak Rasya sambil berjoget-joget diatas kursi meja belajarnya.

Saat itu,pintu kamar Rasya terbuka sedikit karena Risma tak menutupnya dengan rapat. Andi yang mendengar teriakan dari dalam kamar Rasya pun segera menghampiri untuk melihat ada apa didalam kamar anak-anaknya itu. Sampai didalam kamar,Andi menggelengkan kepalanya karena melihat Rasya yang tengah berjoget-joget diatas kursi meja belajarnya.

"Rasya..." panggil Andi mendadak yang membuat Rasya terkejut bukan main.

"Eh,ayah..." ucap Rasya dengan rasa terkejut juga malu sambil pelan-pelan turun dari kursi dan langsung duduk di kursi yang baru diinjaknya.

Andi mendekati Rasya dan ikut duduk didekat Rasya dengan menyeret kursi belajar milik Risma.

"Kenapa sayang?Ada apa?" tanya Andi penasaran.

"Hmmm... Rasya yah... Rasya..." ucap Rasya terputus-putus yang membuat Andi semakin penasaran.

"Rasya kenapa sayang?Ada apa dengan kamu?" tanya Andi.

"Rasya akhirnya bisa masuk ke kampus yang Rasya inginkan dengan nilai terbaik juga terpilih pertama untuk masuk ke jurusan management yang Rasya inginkan yah." ucap Rasya dengan sangat bahagia.

"Alhamdulillah... memang kamu selalu bikin ayah seneng sayang. Selalu bisa membuat ayah bangga." jawab Andi sambil tersenyum bahagia juga serta sangat bangga pada anaknya.

"Trus mulai masuknya kapan?" tanya Andi.

"Belum tau yah,tapi Rasya bentar lagi mau ke kampus ngurus keperluan lainnya yang belum Rasya lengkapi yah." ucap Rasya.

"Jam berapa sayang?" tanya Andi.

"Belum tau yah,Rasya masih nunggu Gia." jawab Rasya.

"Berarti nanti siang nggak bisa antar ayah dong." ucap Andi sambil tersenyum paksa.

"Astaghfirullah... Rasya lupa kalo ayah mau berangkat meeting.Maaf yah..." ucap Rasya yang menjadi tak enak hati pada Andi.

"Aduh gimana dong.Apa Rasya nggak usah ke kampus hari ini ya." lanjut Rasya.

"Nggak boleh dong,kamu harus selesaikan tugas kamu dulu baru yang lain.Prioritaskan karir kamu sayang." tegas Andi.

"Tapi yah..." tawar Rasya.

"Ya udah,kamu beres-beres gih.Ayah juga mau nyiapin segalanya buat berangkat nanti." suruh Andi.

"Maaf ya ayah." ucap Rasya.

"Iya sayang,nggak apa.Ayah keluar dulu ya." ucap Andi sambil memegang pundak Rasya.

"Iya yah." jawab Rasya sambil tersenyum.

Saat Andi sudah keluar dari kamar Rasya. Tiba-tiba saja ponsel Rasya berdering yang berarti ada panggilan masuk yakni dari Gia.

Calling Gia...

Harta Tahta RasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang