PART 29

11 10 0
                                    

Kemudian Gia datang dengan membawa sesuatu didalam plastik yang ada ditangannya dan langsung memeluk sahabatnya yang duduk didekat Rega. Rega yang merasa terganggu pun menyingkirkan badannya dari Gia dan Rasya.

"Rasya... maafin gue ya gue nggak tau." ucap Gia sambil memeluk Rasya dan meneteskan air matanya karena melihat sahabatnya yang begitu tak bersemangat.

"Iya nggak apa Gi." jawab Rasya dengan sangat lemas.

"Lo jangan nangis ya,gue ikutan nangis nih kalo lo nangis terus." ucap Gia yang masih aktif memeluk Rasya.

Rasya melepas pelukan Gia. Rasya juga mencoba untuk tegar dan mengusap air mata yang keluar dari matanya lalu memandang ke arah Gia yang juga ikut menangis.

"Lo tuh yang nangis bukan gue." ucap Rasya sambil tersenyum paksa.

"Hehe iya. Nih udah gue nggak nangis kalo lo nggak nangis." ucap Gia sambil mengusap air matanya.

"Oh iya,nih gue bawain lo makanan,lo makan ya Sya sama Rega sekalian.Gue udah yakin kalo kalian berdua belum makan jadi gue bawain makanan buat kalian." lanjut Gia sambil memberikan plastik yang berisi makanan.

"Tapi gue nggak laper Gi." ucap Rasya.

"Sya... lo harus makan dulu.Paling nggak beberapa sendok gitu." ucap Rega dengan sangat perhatian.

"Nah,dengerin tuh kata Rega.Ntar kalo lo sakit kan semua jadi ikut susah.Trus yang ngurusin bunda lo ntar siapa kalo lo sakit." saran Gia.

"Ya udah gue makan." ucap Rasya sambil menerima pemberian makanan dari Gia.

"Kak lo duduk dideket Rasya sini.Jangan jauh-jauh gitu dong." ucap Gia sambil mengarahkan tempat duduk didekat Rasya.

"Lo sih tadinya nggeser-nggeser gue.Jadi gue ngalah deh." sindir Rega.

"Hehe... iya maaf." jawab Gia.

Rega pun duduk pas disebelah Rasya.

"Hmmm Gi... bukannya ini kebanyakan ya,kok ada empat bungkus makanan didalam plastik ini?" tanya Rasya.

"Iya,itu buat lo,buat si Rega,om Andi sama Risma juga Sya." jelas Gia.

"Oh iya om Andi sama Risma mana?Trus kabar Tante Airin juga gimana?" tanya Gia.

"Ayah sama adik gue lagi didalem njagain bunda gue,soalnya bunda gue belum sadar juga dari komanya dan dokter bilang hanya kecil harapan untuk sembuh." jelas Rasya sambil meneteskan air matanya kembali.

"Semoga cepet sembuh ya Sya Tante Airin." ucap Gia.

"Iya Gi." jawab Rasya.

Rega yang melihat Rasya menangis lagi,dia pun berusaha untuk mengusap air mata Rasya yang masih saja keluar itu dengan tangannya.

"Sya,jangan nangis dong." ucap Rega.

"Makan aja makannya jangan nangis trus." lanjut Rega.

Rasya melihat ke arah Rega yang masih tulus menemani dirinya dari tadi sampai sekarang.

"Makasih Kak udah mau nemenin Rasya." ucap Rasya tiba-tiba.

"Iya,ya udah ayo buruan dimakan." ucap Rega.

Rasya hanya diam sambil memandang ke arah bungkusan makanannya. Dengan segera Rega mengambil satu bungkus dan membukanya.

"Ayo,gue suapin..." ucap Rega sambil menyendok makanan itu dan menyuruh Rasya membuka mulutnya.

"Tapi kak..." tawar Rasya.

"Ayolah Rasya." ucap Rega.

"Ya udah iya." jawab Rasya dengan membuka mulutnya dan Rega memasukkan makanan yang ada disendok itu kedalam mulut Rasya.

Harta Tahta RasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang