PART 154

5 4 0
                                    

"Rega... Rasya..." panggil Rangga yang ada dibelakang mereka berdua.

Rega dan Rasya pun langsung menghadap ke asal suara itu. Mereka menoleh kebelang secara bersamaan.

"Rega." ucap Rasya.

"Mereka dipindah diruangan sebelah sana.Ayo ikut gue,biar gue tunjukin ruangannya." ajak Rangga.

"Ayo-ayo." ucap Rasya.

Sementara Rega hanya menampilkan senyumnya lalu mereka bertiga sama-sama menuju ruangan dimana Cassandra dan Risma dirawat bersama. Sampai di depan ruangan,mereka langsung masuk kedalam dengan Rangga memasuki ruangan terlebih dahulu kemudian disusul Rega juga Rasya dibelakangnya. Setelah mereka berada didalam ruangan,ternyata Cassandra dan Risma berada pada ruangan yang sama dengan sebuah tirai yang memisahkannya tempat mereka berdua. Rasya menghampiri Risma terlebih dahulu yang masih tertidur. Didekat Risma,Rasya duduk dan menggenggam tangan Risma sambil meneteskan air mata lagi.

"Dek... Kak Rasya kangen banget sama Risma,kapan Risma sadar." ucap Rasya sambil memegang erat tangan Risma.

Tak lama,Risma pun tersadar. Ia mulai membuka matanya perlahan. Dan memandang kearah sampingnya ternyata ada Rasya yang tengah duduk disamping ranjangnya. Rega pun juga menghampiri Rasya yang duduk dikursi sambil memegang tangan Risma,tetapi Rangga berbeda arah dengan mereka. Rangga memilih menjaga Cassandra yang belum sadar.

"Kak Rasya." panggil Risma dengan suara yang lemah.

"Iya dek,ini Kak Rasya.Kamu sudah sadar dek." ucap Rasya sambil melepas genggaman tangan lalu menghapus tangisannya serta berdiri dari duduknya untuk mendekatkan diri pada Risma.

"Kakak..." panggil Risma sambil menangis dengan tiba-tiba.

"Iya dek,Kak Rasya disini.Jangan nangis." ucap Rasya sambil mengelus pucuk rambut Risma.

"Risma takut kak." ucap Risma yang masih dalam keadaan menangis.

"Jangan takut dek,Kak Rasya ada disini.Kak Rega juga ada disini.Jadi jangan nangis ya dek.Kak Rasya akan jagain Risma kok disini." ucap Rasya sambil tersenyum.

"Udah,jangan nangis." lanjut Rasya sambil menghapus air mata Risma.

"Risma... senyum dong,kan udah sembuh." ucap Rega sambil tersenyum.

Risma pun menuruti Rasya untuk tidak menangis serta menuruti Rega untuk menampilkan senyumnya.

"Nah,gitu dong." ucap Rega dan Rasya secara bersamaan sambil tersenyum.

"Tetep aja dimana-mana jadi obat nyamuk." batin Risma.

Lalu Rasya kembali duduk ditempatnya diikuti Rega yang mengambil kursi kosong dari sudut tempat itu untuk digeretnya agar bisa duduk menjaga Risma bersampingan dengan Rasya.

"Kamu mau makan apa Sya?" tanya Rega.

"Kak Rega,Risma mau makan juga." ucap Risma lirih karena keadaannya masih lemah.

"Kamu kan udah disediain dari rumah sakit.Makannya harus dari sini nggak boleh makan makanan dari luar." tutur Rasya.

"Tapi kak..." tawar Risma.

"Ya udah,kamu jadi mau makan apa Sya?" tanya Rega yang duduk disebelah Rasya.

"Nggak aja Ga,ntar aja.Biar Risma makan dulu." jawab Rasya.

"Ntar kalo ditunda-tunda nggak baik loh.Dari tadi pasti juga belum makan." ucap Rega.

"Ntar aja Ga.Masih belum laper." ucap Rasya dengan berbohong.

Tak lama kemudian,perut Rasya pun berbunyi.

Krukkk...

Ia menampilkan wajah merah karena menahan malu.

Harta Tahta RasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang