Selamat Membaca
Pada akhirnya Daniel membawa wanita itu dan tentunya adiknya untuk berbicara di sebuah cafe di mall ini. Padahal niatnya ia ingin bermain dengan adiknya.
Alvino sendiri menatap kedua orang di hadapan nya dengan heran. Seingatnya ia tak pernah melihat wanita di hadapan nya ini. Namun kenapa kakak galaknya membiarkan wanita itu duduk bersama mereka
"Da_""Langsung ke intinya saja apa mau anda?? "Potong Daniel dingin.
Wanita itu tersenyum sendu. "Mama rindu sama kamu sayang"
"Anda bercanda" Daniel terkekeh meremehkan.
"Mama mohon maaf bener-bener rindu nak sama kamu" Wanita itu hendak meraih tangan Daniel namun Daniel langsung menepis nya sedikit kasar.
"Jangan sentuh saya paham" Daniel menggeram marah.
Rasa bencinya kembali memuncak saat ia melihat wanita yang harusnya ia panggil 'mama' ini. Kejadian saat ia kehilangan calon adiknya langsung teringat begitu saja. Hari dimana ia terakhir menangis begitu kencang.
Ia ingat bagaimana ia yang tak lebih dari seorang bocah yang begitu antusias menunggu kelahiran adiknya agar segera lahir. Sama seperti calon kakak diluar sana. Bagaimanapun ia hanya bisa menyentuh perut mamanya yang berisi adiknya saat malam hari.
Ia dulu terlalu takut menyakiti adik kecilnya hingga ia tak berani menyentuh perut mamanya. Bagaimana ia begitu khawatir saat sang mama harus bekerja di kehamilan nya.
Mama nya itu wanita karir bahkan sejak muda. Yang ia tau mama nya itu tampak bersikeras tetap bekerja di masa kehamilan nya. Terbang ke beberapa kota untuk memenuhi tugasnya. Bukannya ia tak bangga namun apa salahnya rehat sejenak sampai adiknya lahir dengan sehat.
"Mama tau mama salah nak tapi itu impian mama sejak dulu"
"Termasuk menghilangkan calon adik saya agar impian anda terwujud egois sekali" Sindir Daniel pedas. Bahkan sampai kapanpun ia tak akan pernah melupakan kejadian itu.
Wanita itu tampak meneteskan air matanya begitu saja. Menunduk kan kepala nya.
Alvino tertegun melihat wanita itu menangis. Mama?? apa wanita di hadapan nya ini mama kakak galaknya?? tapi kenapa kakaknya membuat mama nya menangis. Padahal ia yang tak punya mama nya pun ingin melihat mama nya.
Alvino mendekatkan dirinya ke Daniel dan berbisik kecil. "Kak mama kakak nangis kasian tau" Ucap nya pelan.
Daniel menatap adiknya lembut mengusap pipi gembul adiknya. "Stt prince jangan rewel dulu ya duduk anteng aja" Pinta nya.
Wanita itu menatap Alvino heran ia sudah penasaran sejak anaknya mengajak bocah itu tadi. Atau mungkin ia teman anaknya?? namun kelihatan nya bocah itu masih kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Story (End)
Teen FictionNamanya Alvino anak bandel dengan segala kenakalannya dalam menghadapi ketiga kakak nya yang sifatnya saling bertolak belakang. Sagara si tempramen dan keras kepala. Dafka si tenang dan super jahil pada adiknya. Rafka si posesif dan penyayang. I...