1.Masalah nilai

32.2K 1.5K 28
                                    

Selamat Membaca














"Alvino!!!"



"kesini lo bocah nakal! " teriak lelaki dengan baju hitam polos dan celana kolor pendek nya matanya mencari keberadaan bocah nakal jelmaan kelinci itu.



Sedangkan bocah yang dicarinya tengah sibuk menahan tawa nya di kolong meja makan sebelum....


Dug



"Ups" Bocah bernama Alvino itu refleks menutup mulut nya. Bisa gawat kalau kakaknya yang cerewet itu tau dia disini.

Namun belum sempat ia merasa tenang saat sebuah tangan sudah menarik nya keluar membuat nya berdecak kesal.


"Sini lo! siapa suruh lari gitu aja hah mau di hukum sama bang Sagara lo! " geram lelaki itu sungguh ia kesal dengan adik nya itu.


"Kak Dafka apaan deh lebay" cibir Alvino kesal. Mendengar nya Dafka refleks langsung menyentil jidat adiknya itu.


Ia heran dulu mendiang mama nya mengidam apa saat hamil adik nya ini tingkah nya benar benar di luar batas manusia. Tidak salah memang dia menjuluki adik nya jelmaan kelinci.



Semua bermula saat Dafka menemukan sebuah surat yang terjatuh di ruang tamu.Saat itu dia asik menelpon teman nya dan pemilik kertas itu tentu saja adik nya itu. Tepat saat ia membuka surat itu ternyata itu berisi surat panggilan wali siswa. Catat lagi.



"Alvinooooo!!!!" Teriakan begitu cetar membahana langsung terdengar di rumah besar itu.



kembali ke bocah tadi Alvino yan diteriaki tadi justru memberengut kesal kenapa ia bisa punya kakak seperti ini coba dia bukan kakak nya sudah dia tendang ke Pluto nanti.



"Kakak apaan sih cerewet banget deh! lepasin telinga Alvino, emang kakak mau adek kakak yang handsome ini harus transplantasi telinga gara gara lepas" Ujar Alvino kesal


"Mana ada transplantasi telinga bego!!" kesal Dafka sedangkan tanganya masih setia menarik telinga sang adik.


"Nan..." " Lo apain bayi gueee." Ucapan Alvin terpotong begitu saja saat tubuh gembul Alvino di tarik ke dekapan tubuh tegap itu membuat Alvino refleks menoleh ke atas dan melihat wajah sang gege yang terlihat marah.



"Gege...kak Dafka tadi jewer adek ge sakit ge hikss..."adu Alvino wajah nya di benamkan ke dada bidang gege kesayangan itu.



Mendengar aduan bayinya itu membuat Rafka kesal setengah mati "kak tadi kakak apain bayi aku tuh liat dia nangis kan. Kakak kalo nggak bisa jagain nggak usah bikin dia nangis juga. Gimana kalo dia sesak nafas gara gara kebanyakan nangis. " Kata Rafka.


Jangan salah walaupun Dafka lebih tua tapi tubuh Rafka lebih besar dari Dafka tentu saja hal itu membuat Dafka takut pada adik pertama nya itu.


"Stt adek udah ya jangan nangis dong husstt...kan gege udah marahin kakak tadi...udah ya stt... " Kata Rafka lembut. Ia berusaha mengusap punggung kecil adiknya yang terlihat sesenggukan.


"Gege mau gendong hikss..."pinta Alvino dengan suara lirihnya.


"iya ayok dek"Balas Rafka senang.

"Awas aja lu kak"mata Rafka menatap tajam sang kakak.




'gini amat dah ngapa juga punya adek setan kek gitu' batin Dafka melas




Grepp




Dengan sekali gerakan tubuh kecil Alvino sudah berada di gendongan koala Rafka. Kakinya melangkah nenjauhi Dafka yang cuma terdiam menatap wajah Alvino yang mengejeknya.



"mampus lo kak" ucap Alvino tanpa suara lalu tersenyum tengil ke arah Dafka yang memasang wajah kesal



'dasar anak setan' kesal Dafka








🍭 🍭 🍭







Disini lah Alvino dan Rafka kini berada. Di sebuah kamar luas dengan nuansa baby blue dengan banyak mainan dan boneka di kamar ini. Salah satu kamar yang benar benar di jaga dengan ketat oleh abang mereka. Itu karena kenakalan Alvino yang sering kali kabur dari mansion tanpa memikirkan banyaknya saingan bisnis keluarga mereka.



"Dek tadi kak Dafka kenapa marah hm? " Tanya Rafka lembut tanganya masih setia bermain di rambut halus adiknya yang ada di pangkuannya.


"Tadi kak Dafka liat nilai aku jelek ge padahal kak adek udah belajar" ucap Alvino takut.



"Yaudah gapapa nanti gege ajarin lagi ya" ujar dafka berusaha menenangkan sang adik yg terlihat takut dengan kepala nya yang tak berani mendongak memperlihatkan manik bulat nya.


'maaf ge~padahal adek emang ngga belajar hehe' batin Alvino tersenyum kecil.




Alvino lalu memeluk erat tubuh sang gege. Memang gege ini lah yang terbaik.



Cklek...



"Alvino ikut abang ke ruangan abang" ucap orang yang baru masuk itu dengan dingin



Sedangkan yang di panggil hanya dapat menengguk ludah kasar.




'mampus bang sagara tau'batin Alvino kesal.



Tbc






Haii ada yang baca??

Mungkin agak beda ya kalimat kalimat nya?? abisnya aku abis revisi ulang book pertama aku ini biar nggak begitu berantakan. Makasii yang udah mampir di book pertama aku ini. Luv💜💜

Sweet Story (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang