66.Berbeda

3.5K 652 468
                                    

Selamat Membaca

Alvino termenung memperhatikan jalanan yang ramai dari balik kaca mobil milik kakaknya. Pikirkanya melayang ke sikap gege nya tadi. Ia bahkan tak pernah menyangka jika pada akhir gege nya serius akan mengabaikan nya. Padahal biasanya gege nya itu selalu cerewet mengingatkan semua keperluan nya saat akan sekolah.

"Awas ketempelan Cil" Celetuk Dafka.

"Kan aku temenan sama setan nya kak jadi nggak mungkin mau nempelin aku setan nya" Balas Alvino sedikit malas.

Dafka menghembuskan nafasnya kasar. Ia tak bodoh untuk tau jika adiknya sedang memikirkan sikap Rafka tadi. Namun jika mengingat kembali ucapan Rafka semalam semuanya memang nyata. Padahal tak pernah sedikitpun terlintas dipikirannya jika Rafka akan begitu berubah.

"Jangan di pikirin Al, nanti lo sakit.Rafka cuma lagi kesel aja makanya kayak jadi nanti juga baik lagi kok" Dafka menatap lurus kedepan sesekali akan mengumpat dalam hati saat ada yang menyetir dengan seenaknya.

"Aku nggak bodoh kak aku sadar kok mungkin gege emang udah capek buat ngurus aku, makanya gege kayak tadi" Alvino tertawa sumbang sembari menahan sesak di dada nya saat mengatakan nya.

Dafka menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang sekolah milik keluarga nya. Ia menoleh ke arah Alvino yang menundukkan kepalanya.

"Bukan gitu Al yakin si Rafka cuma lagi kesel aja"

Alvino tak menjawab ia malah membuka sabuk pengaman nya dan segera mengambil tas nya.

"Kakak nggak usah bohong adek sadar adek cuma ngerepotin kalian, yaudah kak aku berangkat nanti pulangnya biar aku naik taksi aja"Alvino tersenyum menatap Dafka.

" Kalo misalnya kakak nggak bisa jemput biar nanti kakak telpon sopir kita aja, jangan naik kendaraan umum"

Alvino mengangguk patuh ia membuka pintu di samping nya dan segera keluar meninggalkan Dafka yang menatap sendu kepergian adik nya. Ia ingin membantu namun rasanya tak mungkin jadi setidaknya ia ingin berada di samping adiknya saat seperti ini.

"Yakin dek semua bakal baik baik aja kakak disini kok" Gumam Dafka lalu segera melajukan mobilnya meninggalkan area sekolah itu.

🍭

🍭

Alvino berjalan pelan menuju kelas nya tangan nya meremat tapi tas nya. Biasanya gege nya yang akan mengantarnya ke kelas nya bahkan tak segan menggendong nya jika ia sedang malas berjalan.

"Sstt itu bukannya dia adek nya kak Rafka ya?? "

"Iya tumben dia sendiri" Bisik salah seorang siswi lainnya.

"Lagi marah an kali" Balas seorang siswi dengan riasan nya yang tebal.

"Wajar aja sih dia kan manja kalo dia adek gue udah gue buang ke panti asuhan"

Terdengar bisikan bisikan dari beberapa siswa yang melihat nya berjalan di koridor. Padahal jika ia bersama gege nya tak akan ada yang berani membicarakan nya.Tapi semuanya sangat berbeda jika tak ada gege nya. Ia bahkan belum bisa beradaptasi di sekolah nya yang ini.

Sweet Story (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang