16.Mau Abang

6.8K 603 98
                                    

Selamat Membaca


Sagara masih duduk di samping adikknya sejak tadi menunggu alvino bangun.Ia masih tidak mengerti kenapa adikknya ada di depan mansion padahal hujan turun sejak tadi. Apa anak itu sudah bosan bernafas???

Setelah membawa adikknya ke kamar nya tadi ia langsung menghubungi dokter keluarga nya. Dan syukurlah adikknya hanya demam walau alerginya sempat kambuh sehingga harus membuat nya memakai nassal canula sekarang.

Dafka sendiri masih sibuk duduk di ranjang alvino sambil terus mengusap rambut adikknya ia menyesal sungguh ia tak berniat menghukum dan membentak adiknya tadi.

Tugas nya menumpuk tadi tapi saat sudah hampir selesai malah tugas nya tersiram kopi. Setelah menghukum Alvino tadi ia langsung mengulang nya untung ia masih ada salinannya.

Niatnya tadi hanya membuat adikknya jera tapi ia malah tertidur tadi saat ia bangun jam sudah jam setengah 8.Dan tepat saat ia akan membuka pintu ia malah melihat abang nya menggendong Alvino.

"Dafka kenapa bisa seperti ini?? " Tanya Sagara dengan nada datarnya.

Dafka menunduk tangannya masih sibuk mengusap rambut adiknya
"Maaf bang ini salah Dafka"

Ia salah dan ia paham tak seharusnya ia membentak adikknya dengan kata kata kasar tadi. Padahal ia paham adikknya itu sensitif dengan kata kasar.

Sagara menatap tajam dafka yang masih menunduk"Kenapa?? "

"Aku hukum adek buat nunggu di luar mansion gara gara dia rusuh" Kata nya pelan.

Sagara paham adikknya dafka itu memang punya sifat jahil tapi jika sudah marah maka akan seperti ini.

"Abang selalu ajarin adik adik abang agar bisa kontrol emosi kalian kan?? " Tanya Sagara tajam.

Dafka hanya mengangguk ia paham ia salah apalagi sampai fatal seperti ini. "Maaf bang aku salah"

"Jangan minta maaf sama abang tapi sama Alvino" Katanya datar.Membuat yang di perintah hanya mengangguk.

"Abang keluar" Pamit nya.

Sagara lalu memilih berdiri hendak meninggalkan kamar Alvino ia harus bersih bersih dulu.

"Bang.... " Lirih Alvino

Sontak Sagara mengurungkan langkahnya dan menoleh ke bocah nakal itu tapi netra bocah itu bahkan masih tertutup. Mengigau mungkin??

Dafka hanya mengusap usap punggung tangan adikknya yang terasa panas "Sttt adek... ini kakak dek..."

"Dingin...bang.... " Lirih anak itu lagi Sagara menghela nafas lalu duduk di samping ranjang adikknya.

"Daf keluar" Perintah Sagara. Dafka paham lalu beranjak keluar setelah mengecup kening adikknya dengan lembut.

'Cepet sembuh kesayangan kita'Batin Dafka.

Setelah memastikan adik pertamanya keluar Sagara mulai memperhatikan wajah pias adiknya di hidung nya terpasang nasal canula karena sempat sesak nafas tadi.

Sweet Story (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang