52.Keputusan Rafka

4.9K 607 291
                                    

Selamat Membaca



Dafka memarkir mobilnya dengan tergesa. Ia langsung buru buru kembali ke mansion begitu mendapat kabar dari Rafka jika adiknya kembali sakit. Padahal ia baru meninggalkan nya sebentar. Anak itu benar benar suka sekali membuat mereka kena serangan jantung padahal kan mereka masih muda.

"Dasar bocah gendut" Dumel Dafka. Dalam hati sudah misuh misuh saking khawatir nya.

Langkah nya memasuki lift utama dengan tergesa. Begitu sampai di lantai 2 langsung saja memasuki kamar Alvino yang memang tak terkunci.

"Raf gimana si adek" Tanya Dafka ke Rafka yang tampak menunggu dengan cemas.

"Masih di periksa dokter Erlangga" Jawab Rafka tanpa menatap ke Dafka.

Dafka menghela nafas kasar. Kebiasaan Rafka jika bungsu mereka sakit pasti tak akan fokus. Kedekatan kedua adiknya itu memang tak bisa di ragukan.

"Gimana?? " Tanya Rafka saat di lihatnya dokter keluarga mereka selesai memeriksa Alvino.

Dokter itu tersenyum lembut ke arah keduanya. "Tuan kecil hanya kelelahan Tuan,daya tahan tubuhnya juga menurun karena kurangnya asupan vitamin beberapa minggu kebelakang ini maka dari itu tubuhnya rentan sakit saat kelelahan seperti ini" Jelasnya sopan.

"Saya sudah memberikan obat penurun demam nya lewat suntikan untuk saat ini tuan kecil tidak perlu di infus namun jika demam nya tak segera membaik anda bisa memanggil saya. Dan saya mohon agar tuan kecil memperbanyak konsumsi vitamin" Lanjutnya.

Rafka mengangguk mendengar kan penjelasan dokter muda itu. Tak salah memang,beberapa minggu ini ia terlalu memberikan kelonggaran pada adiknya. Membiarkan nya bermain dan membebaskan vitamin yang bisanya rutin di konsumsi adiknya.

Adiknya memang sempat rewel tak ingin meminum vitaminnya beberapa minggu kebelakang ini. Berakhir ia mengalah karena adiknya mengancam akan mogok makan. Itu lebih baik daripada adiknya tak mau makan.

"Saya akan pastikan adik saya meminum vitamin nya" Ucap Rafka seraya duduk kembali ke samping tempat tidur Alvino.

"Terimakasih anda bisa kembali" Kata Dafka membiarkan dokter itu keluar setelah cukup menurut nya.

Dokter itu mengangguk lalu segera membereskan peralatan nya dan segera berlalu meninggal kamar bungsu Kavendra tersebut.

"Udah lo tenang aja Raf" Dafka menepuk pelan bahu adiknya saat di rasa adiknya masih menatap Alvino dengan rasa bersalah nya.

Rafka mengambil punggung tangan Alvino, tak sepanas tadi ia lalu mengecup nya lembut. "Gue gagal kak" Ucap nya parau.


"Lo udah berusaha Raf mungkin adek cuma kebanyakan main, jangan nyalahin diri lo sendiri lo itu kakak terbaik buat dia"

"Apa gue terlalu bebasin dia sih selama ini?? " Rafka menatap Dafka penuh tanya.

Dafka menengguk ludah kasar jika begini adik bungsu nya akan makin kesulitan untuk bermain di luar. Ia tak ingin Alvino kembali di kekang seperti saat SMP dulu. Padahal ia pikir Rafka sudah sedikit berubah.

"Menurut gue wajar sih Raf kebebasan yang lo kasih" Ucap Dafka.

"Ta.... "

"Gimana kondisi Alvino" Tanya Sagara yang baru memasuki kamar Alvino. Terdapat sedikit raut khawatir di wajah nya walau sudah ia sembunyikan mati matian. Bahkan setelah jas rapi masih melekat di tubuhnya.

Sweet Story (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang