Selamat Membaca
Alvino hanya menatap malas kakaknya yang sekarang sedang berceramah di depan nya.Ingin sekali ia menutup telinganya.
Dafka sendiri baru saja selesai dengan urusanya setelah terpaksa meminum obat untuk meredakan diare nya tadi.
"Lo tau nggak sih Al tindakan lo itu bisa membahayakan nyawa kakak lo yang ganteng ini, emang lo mau pacar pacar kakak menjanda semua hah! " Celoteh Dafka tak habis pikir dengan kelakuan adiknya ini.
"Bagus dong daripada hidup sama kakak sengsara yang ada ntar" cibir alvino.
Dafka diam coba mencari cara membalas kelakuan bocah jadi jadian itu.
"Huft iya deh kakak nggak masalah mending kita ngobrol aja Al." Kata dafka seraya tersenyum lembut.
Hal tersebut malah membuat Alvino merasa merinding. Apa kakaknya kerasukan tapi setan apa yang mau merasuki tubuh jelek seperti itu.
"Ayo Al"Tangan dafka menarik lembut tangan Alvino agar duduk mendekat. Yup mereka kini ada di kamar dafka.
Alvino menurut saja takut takut kakaknya merasa hawa hawa ada malaikat maut mendekat padanya makanya dia sadar.
Mungkin saja kan ini permintaan terakhir kakaknya daripada nanti kakaknya nggak tenang kan??
Dafka lalu menarik ponsel di sakunya lalu membuka aplikasi belanja online.
Tangannya mencoba menscroll sesuatu membuat Alvino keterangan."Kemaren kakak nemuin barang bagus Al mau gue beli tapi takut salah coba liat deh." Katanya mencoba menunjukan gambar itu ke Alvino.
"Emm kak ini buat apa. " Tanya Alvino gugup pasalnya gila saja kakaknya ini menunjukkan sebuah kandang cukup besar di ponsel nya padanya.
Entah kenapa perasaan jadi tak enak setelahnya.
"Adek ini bagus kan?? nyaman juga kan hm?? "Tanya dafka lembut.
Alvino menggeleng ini kakaknya benar benar gila. Apa ini efek obat yang ia beri tadi namun ia benar kok itu cuma obat pencuci perut.
"Dek kayaknya yang ini bagus ya atau yang ini adek mau mana yang nyaman menurut adek. " Kata dafka sambil menyeringai.
"K-Kok tanya Alvini. " Susah payah Alvino mencoba menjawab.
"Kan yang mau make dek daripada kamu berkeliaran nggak jelas kayak tadi hm." Dafka tersenyum. Namun senyum itu terlihat menakutkan di diri Alvino.
Ingatkan lagi kakaknya ini memang sinting kadang juga sering melakukan hal hal absurd. Bagaimana kalau kakak nya ini benar benar nekat.
Ia benar benar tak mau di kurung seperti kelincinya yang dulu mati gara gara sering ia peluk. Tidak pokoknya tidak!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Story (End)
Novela JuvenilNamanya Alvino anak bandel dengan segala kenakalannya dalam menghadapi ketiga kakak nya yang sifatnya saling bertolak belakang. Sagara si tempramen dan keras kepala. Dafka si tenang dan super jahil pada adiknya. Rafka si posesif dan penyayang. I...