87. Setimpal??

3.6K 606 252
                                    

Selamat Membaca

Malam nya Daniel berhasil di buat kalang kabut oleh Alvino. Pasalnya baru tadi siang adiknya itu begitu aktif bermain dengan kedua temannya namun kini adiknya terlihat mengigau dengan keringat dingin yang membasahi kening nya. Adik nya demam dan ia tak tau penyebab nya. Ingin membawanya ke rumah sakit namun adiknya malah menangis.

"Ssttt prince bangun dulu ya kakak mau panggilin dokter harus mau ya" Daniel mengusap surai lembab Alvino yang memeluk nya begitu erat seakan tak ingin di tinggalkan barang semenit.

Alvino menggeleng lemah "En... enggak.... hikss..... mau kakak.... hikss.... dingin.... "

Daniel membungkus tubuh Alvino dengan selimutnya padahal ia sudah menaikkan suhu AC di kamar Alvino tapi hasilnya sama saja adiknya masih mengeluh kedinginan.

"Bentar ya kakak ambil bye bye fever dulu di kotak obat" Bujuk Daniel lembut.

"Enggak.... hiksss.... " Alvino mengeratkan pelukan nya.

Alvino merasa tubuhnya panas tapi ia merasa kedinginan kepala nya juga sungguh pusing seakan semua di kamar nya terasa berputar. Ia hanya ingin kakak nya di sini terus ia tak mau di tinggal.

Daniel memutar bola matanya mencoba mencari cara agar Alvino mau di tinggal sebentar untuk mengambil obat dan kompres nya.

"Jangan nakal ya prince kakak pergi bentar aja kok ambil kompres aja boleh ya" Daniel mengusap pipi Alvino yang terasa semakin panas.

"Enggakkkk..... hiksss.... jahat.... prince..... benci sama kakak.... hiksss.... "

"Prince..... " Daniel kehabisan kata, walau ia tau Alvino tak sadar saat mengucapkan nya tapi sedikit nya itu berhasil membuat nya terluka.

"Hiksss.... mau.... uhukkk... hiksss.... pusingggg..... hikss... " Alvino terbatuk sesekali.

Sungguh ia makin panik jika begini apalagi seperti nya kondisi Alvino makin memburuk. Ingin memaksa Alvino ke rumah sakit pun percuma karena pasti adiknya akan memberontak. Tidak ada cara lain ia harus memanggil dokter, tapi masalah nya ponselnya ada di dekat nakas. Ingin mengambilnya tapi bahkan adiknya di tinggal sebentar saja sudah menangis kencang. Tolong lah ia bahkan sudah sangat frustasi kini.

"Prince tolong ya kakak mohon bentar aja kakak mau ambil ponsel aja di sana" Daniel melirik ponselnya di dekat nakas.

"Ga ada cara lain" Gumam nya pelan ia melirik Alvino yang sesenggukan di pelukannya.

"Maaf prince bentar aja"

Dengan cepat Daniel melepaskan paksa pelukan Alvino tak kasar tapi begitu cepat. Alvino yang merasakan nya menggeleng tak mau tapi sekali lagi ia tak bisa menolak karena tubuh nya terlampau lemah. Membiarkan Daniel menyambar ponsel nya di sudut kamar.

Srett.....

Tak ada dalam hitungan menit Daniel kembali dengan membawa ponsel di tangannya. Tubuh nya kembali mendekap tubuh Alvino yang menggigil kedinginan. Jemarinya bergerak cepat mencari nomer dokter keluarga nya dengan satu tangannya tak berhenti mengusap surai lepek Alvino.

"Cepet ke apartemen saya secepetnya saya sherlock" Ucap Daniel tergesa begitu panggilan terhubung.

Tanpa menunggu jawaban di seberang sana ia segera mengirim lokasinya agar adiknya segera di tangani. Tak lupa memberikan pasword apartemen nya agar dokter itu bisa masuk karena tak mungkin ia turun membukakan pintu untuk nya.

Sweet Story (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang