Selamat Membaca
Alvino membuka mata nya perlahan saat dirasa merasakan sesuatu yang menimpa perutnya hingga menimbulkan nyeri. Ia menoleh dan langsung tersenyum begitu melihat kakaknya yang tertidur sembari memeluknya. Mungkin kakaknya terbangun dan pergi ke kamarnya.Padahal ia sendiri lupa ia kembali ke kamar nya jam berapa.
"Makasih ya kak masih mau di samping bocah nyebelin ini, maaf sering bikin kesel" Tangan Alvino mengusap pipi kakaknya begitu lembut.
Ia tersenyum sendu ingin menangis namun air matanya bahkan sudah tak mau keluar sama sekali. Rasanya terlalu menyesakkan untuk saat ini.
"Bangun kak nanti keburu ikan nya yang di goreng idup lagi" Alvino menepuk nepuk pipi dafka yang tampak terganggu.
"Kak ihh ayok" Alvino mendengus kesal ia duduk lalu dengan sekuat tenaga langsung menarik kasar tangan Dafka.
"Bangunnn!!! "
Dafka terbangun paksa saat merasa ada yang menarik tangan nya. Ia menatap kesal Alvino yang menatapnya malas. Tapi tatapan nya tertuju oleh mata sembab adiknya. Setau nya semalam adiknya baik baik saja atau mungkin adiknya merindukan orang tua mereka??
"Mata lo sembab lo gapapa cil?? Eh semalem lo mau cerita apa sorry gue capek banget semalem" Dafka ingat adiknya ingin bercerita sesuatu yang seperti nya penting. Ia jadi merasa bersalah saat ini.
Alvino tersenyum paksa tak ingin terlihat menyedihkan. "Semalem gue mau cerita film bagus banget kak serius bikin nangis kalo nonton"Bohong nya.
" Gue kira kenapa Cil"Dafka mengangguk percaya. "Eh kemaren Daniel telpon gue katanya lo ngilang pas di ajak berangkat bareng ponsel lo juga ga aktif katanya ada apa emang nya?? "Lanjut nya penasaran.
Sebenarnya kemarin Daniel menghubungi nya berkali kali bahkan mengirim nya pesan berkali kali. Tapi karena ia sedang kelas jadi ia tak sempat mengangkat ataupun membalas pesan nya.
Alvino refleks meremat selimut nya gugup. " Ke... kemaren aku bareng abang soalnya kak Niel lama urusannya soalnya sekalian ketemu abang juga kok"
Dafka mengangguk paham ia pikir ada masalah serius. Bagaimana, lagi ia benar benar sibuk kemarin ingin membuka ponselnya pun rasanya tak sempat belum lagi pacar pacarnya yang bawel minta kencan. Rasanya kepala nya begitu pusing.
"Yaudah lah kita turun sarapan" Dafka melirik Alvino yang termenung. Ia berdiri meregangkan ototnya sebentar sebelum beranjak meninggalkan Alvino yang menatap nanar kepergian nya.
"Rasanya sakit banget kak.... "
🍪 🍪 🍪
"Tuan anda baik baik saja?? " Tanya Bastian saat beberapa kali mendapati Sagara melamun di meeting tadi. Tak biasanya Sagara tak fokus seperti ini memang, biasanya tuan nya itu selalu fokus saat bekerja. Kecuali jika ada masalah dengan adik bungsu nya.
Sagara mengalihkan pandangan nya foto Alvino yang terpajang apik di meja kerja nya. Ia yang meminta Bastian untuk menaruhnya. Belum lama ini sebenarnya.
"Saya butuh waktu sendiri jadi tolong tunda beberapa meeting setelah ini" Titah Sagara dingin.
Bastian yang sedari tadi berdiri di depan nya langsung mengangguk hormat dan. memilih meninggalkan Sagara di ruangannya sendirian. Karena ia paham ini pasti berhubungan dengan bungsu Kavendra itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Story (End)
Teen FictionNamanya Alvino anak bandel dengan segala kenakalannya dalam menghadapi ketiga kakak nya yang sifatnya saling bertolak belakang. Sagara si tempramen dan keras kepala. Dafka si tenang dan super jahil pada adiknya. Rafka si posesif dan penyayang. I...