28.Rindu Abang

4.8K 510 184
                                    

Selamat Membaca



Mata tajam itu masih terus menatap sang adik yang kini tertidur dengan lelap di kamarnya. Tangan besar nya tak berhenti mengusap surai gelap adiknya yang berbaring di sampingnya. Selama ini tak banyak yang ia harapkan dari adik manisnya.

Ia tak pernah menuntut banyak hal pada adik nya. Adiknya tak harus pintar dan ranking satu. Baginya selama adiknya bahagia ia tak keberatan. Kebahagiaan adiknya itu segalanya baginya.

Yang selalu ia tekan kan hanya adiknya harus jadi anak yang baik tak banyak membangkang apalagi melawan.Anak yang jujur.

Ia bukan orang yang memiliki batas kesabaran yang besar. Ia akui ia mudah emosi tak berbeda dari abangnya. Tapi setidaknya ia bisa menahan amarahnya di depan bungsu nya.

"Adek harus sehat terus ya gege nggak mau liat kamu sakit sayang" Kata rafka lembut.

Cup

Satu kecupan lembut ia bubuhkan di kening adiknya membuat adiknya sedikit terganggu hingga lenguhan anak itu terdengar.

"Eungg... "

"Sttt sayang bobok lagi ya" Bisik rafka sambil mengusap usap rambut adiknya.

"Abang... " Gumam alvino dengan kata tertutup seperti nya anak itu sedang mengigau.

Rafka yang mendengar itu memejamkan matanya masih terekam jelas saat terakhir ia membiarkan adiknya bersama abang mereka.Dan setelah itu adiknya harus terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

Tidak ia tak ingin abangnya itu mendekati adiknya lagi!

"Ada gege disini adek... " Bisik rafka lembut.

Dan lagi alvino kembali terlelap sudah hampir 3 jam anak itu tertidur sejak ia membawanya pulang. Mungkin benar adiknya kelelahan hingga tertidur di mobil tadi.

Ting....

Ponselnya berbunyi rafka segera membuka pesan masuk dan ia lihat pesan itu dari adik kelas nya tepatnya Deva. Entahlah anak itu terlihat semakin sering mencoba mencari perhatian nya akhir akhir ini.

Deva

Kak bisa balik ke sekolah
nggak??

Aku butuh bimbingan kakak
buat meeting OSIS nanti.

Membaca nya membuat Rafka mendengus kesal ia tak suka di ganggu saat sedang bersama adik nya.

Me

Nggak

Deva

Tapi kak ini penting banget

Me

Adek gue rewel jadi lo urus
sendiri dulu


Dengan kesal ia lalu meletakkan ponselnya dengan kasar di meja samping nya. Total abai dengan ponselnya yang kembali berbunyi.

Ia mengalihkan netra nya ke wajah adiknya yang tampak tenang. Tersenyum lembut lalu membubuhkan kembali kecupan kali ini di pipi putih adiknya.

Rafka memilih bangun dari posisi berbaring nya. Ia butuh kamar mandi omong omong. Dengan santai ia turun dan segera masuk ke kamar mandi adiknya.

Sweet Story (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang