47. 3 Sifat Yang Berbeda

3.9K 623 206
                                    

Selamat Membaca

"Si setan kenapa Raf?? " Tanya Dafka yang kebetulan baru pulang kuliah. Niat nya ingin langsung mandi namun ia ingat adik nya yang mirip setan itu menitip sesuatu padanya.

"Nggak papa kak cuma tidur aja" Balas Rafka tenang. Ia tak berhenti mengusap lembut pipi gembul adiknya. Adiknya juga tak terusik sedikitpun.

Dafka mengangguk lalu ikut duduk di tepi ranjang Alvino."Kok mata dia sembab?? " Tanya nya baru sadar.

"Rewel kak mau main di luar tadi"

Dafka menghela nafas kasar adiknya ini masih sama. Terlalu posesif pada bungsu mereka. Kasian juga dengan Alvino padahal jika di pikir ia juga ingin bebas seperti anak seusianya kan??

"Biarin aja lah Raf Adek juga butuh main di luar jangan terlalu lo kekang juga" Ucap Dafka tenang.

Rafka berdiri dari duduknya menatap tajam Dafka yang masih menatap adik mereka. "Gue ngelakuin ini juga buat kebaikan dia kak" Kata nya tak suka.

Dafka berdiri menepuk pundak Rafka ringan. "Yang lebih tau tentang dia itu dia sendiri Raf nggak ada salahnya kan biarin dia sedikit bebas"

"Gue tau semua tentang dia kak jadi mending kakak nggak usah ikut campur" Geram Rafka.

Dafka mendengus kesal. Berdebat dengan Rafka itu bukan hal yang mudah. Rafka itu keras kepala persis seperti Abangnya. Ia tak habis pikir dengan keputusan Rafka. Pantas saja Alvino tampak lebih nyaman dengan Daniel.

"Terserah lo deh Raf tapi inget jangan nyesel kalo suatu saat adek nggak nyaman sama lo" Kata Dafka kesal.

Ia lalu memilih keluar dari kamar Alvino setelah sebelumnya memberikan satu kecupan di kening adik bungsu nya.Ia tak ingin tersulut emosi sebenarnya.
Meninggalkan Rafka yang masih terpaku di posisinya.

"Gege nggak salah kan dek?? gege cuma nggak mau kehilangan kamu" Rafka mendekat ke arah Alvino dan mengecup jemari mungil adiknya.

🍪 🍪 🍪

Makan malam kali ini sebenernya lengkap ada Sagara, Dafka, Rafka namun entah kenapa rasanya canggung. Tak ada seorang pun yang ingin mengeluarkan suara. Bukankah harusnya mereka bisa saling bercerita tentang masalah mereka?? berkeluh kesah dan saling bercanda.

Kadang Alvino rindu suasana seperti itu padahal kan sangat jarang mereka bisa berkumpul seperti ini. Jika begini kadang Alvino merasa di anggap orang asing yang tak tau apa apa. Padahal kan ia juga anggota keluarga ini.

"Makan sayur dek" Tegur Rafka yang melihat Alvino hanya meminggirkan sayurnya.

"Enggak enak ge" Alvino merengut lucu ke arah Rafka yang memang duduk di sampingnya.

Rafka mengusap pipi adiknya lembut. "Jangan gitu sayang di makan ya enak kok sayurnya" Bujuk Rafka sekali lagi.

Adiknya ini memang sangat sulit makan sayur entah sayur apapun itu. Bahkan saat makan burger pun ia selalu membuang salad dan mentimun nya. Sangat berbeda dengan dirinya. Adiknya ini sulit sekali di atur.

"Ekhhmm"Suara dehaman milik Sagara berhasil mengalihkan perhatian Alvino dan Rafka yang sejak tadi malah sibuk berdua.

" Jaga sikap kalian saat makan "Tegur Sagara dengar dingin. Netra nya menatap Alvino tajam.

Sweet Story (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang