60.Sekilas

2.7K 497 241
                                    

Selamat Membaca

Rafka menatap adiknya yang sibuk memakan makan siangnya dengan tenang. Tangan nya sesekali mengusap sudut bibir Alvino yang kotor oleh makanan nya. Bahkan ia tampak tak peduli dengan makan siang nya sendiri. Kini semua atensi nya terfokus pada kesayangan nya itu.

"Kamu nggak makan Zheyeng??" Tanya Satya yang ikut duduk bersama kedua kakak beradik itu. Mulut nya masih sibuk mengunyah nasi goreng nya.

"Bisa nggak sih lo jadi manusia sehari aja Sat jijik gue" Balas Rafka datar.

Netra tajam nya masih menatap penuh sayang ke arah pipi bulat adiknya yang tampak menggembung karena makanan nya. Terlalu malas menghadapi sahabat nya yang gila itu.Efek baru saja putus karena di selingkuhi mungkin. Ingin rasanya ia memasukan teman nya itu ke rumah sakit jiwa tapi kasian juga dokter yang merawat nya.

"Ge~adek mau es susu coklat" Pinta Alvino setelah menelan makanan nya yang terakhir.

Netra bulat nya menatap penuh harap ke arah gege nya. Ia tadi melihat salah seorang siswa yang membawa es susu coklat yang tampak begitu segar di siang hari seperti ini. Padahal ia sendiri tak yakin gege nya memberikan ijin untuk minum es.

"Es itu nggak baik buat kamu sayang, nanti kamu demam. Minum susu anget aja ya?? " Tawar Rafka.

Alvino menggeleng tak suka. "Ihh enggak ge... adek mau yang es pokoknya! "

"Stt adek dengerin gege ya es itu nggak baik buat kamu"

"Ihh dikit aja ge~"

Rafka menatap Alvino tajam. "Adek, gege udah bilang kan gege ijinin kamu sekolah umum tapi kamu juga harus ikutin aturan gege" Tegas nya.

Satya sendiri menghela nafas kasar. Terlampau biasa sebenarnya dengan sifat sahabat ini. Namun ia juga tau jika itu untuk kebaikan Alvino. Ia tau Rafka begitu menyayangi Alvino melebihi segalanya. Sama sepertinya yang sudah menganggap Alvino sebagai adiknya. Yah walaupun sifat anak itu tak jauh seperti setan.

Namun ia tau Alvino itu sebenarnya anak yang baik dan tak angkuh padahal jika dipikir pikir ia adalah anggota bungsu keluarga Kavendra yang terkenal dengan kekuasaannya. Sangat berbeda jauh dengan abang nya. Itu yang membuat ia menyayangi bocah setan itu.

"Gege ihhh adek mau es pokoknya!! kemaren gege ngelarang katanya gara gara adek masih sakit sekarang juga sama!! gege nggak sayang sama Alvino" Kesal Alvino.

"Kasih aja dikit Raf" Satya menimpali.

"Lo nggak tau kondisi Alvino Sat dia itu punya alergi dingin hasil check up terakhir dari dokter nya juga nggak bagus gara gara dia bandel banget mau nya main terus"

Alvino menatap Rafka dengan netra bulat nya yang sudah basah. "Ihh gege pelit adek nggak suka sama gege"

Alvino berdiri menatap kesal ke arah Rafka.Kemudian menghapus kasar air mata nya. Rafka ikut berdiri menatap tajam adiknya itu.

Rafka meraih tangan Alvino"Adek... dengerin gege ya sayang es itu nggak baik buat kamu gege nggak mau nanti kamu sakit "

Alvino mendengus sebal. Bilang saja tidak mau membelikan dasar, gege nya ini memang pelit pada nya. Padahal kan ia hanya minta es bukannya minta ponsel baru.

"Gege pelit ihh adek kesel!! " Alvino menarik tangan nya lalu berlari meninggalkan area kantin.

Rafka yang melihat nya langsung ikut berlari menyusul adik kesayangan nya itu. Meninggalkan Satya yang masih sibuk dengan makan siang nya.

Satya melirik piring Rafka yang berada di sebelah nya"Mubazir kalo nggak di makan" Ia lalu menarik piring berisi ayam bakar milik Rafka.

Malas juga mengurus drama kedua kakak beradik yang sungguh menyebalkan itu. Nanti yang ada dia yang akan di jadikan tumbal kedua setan itu. Jadi lebih baik ia mengisi perut nya saja.

Sweet Story (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang