68.Semoga

3.4K 564 543
                                    

Selamat Membaca


Daniel mengusap lembut punggung tangan Alvino yang masih belum sadar sejak  1 jam lalu. Sudah berulang kali ia memanggil nama Alvino.Namun nihil adiknya ini seakan begitu menikmati tidur lelap nya. Atau mungkin adik nya terlalu kelelahan. Pipi gembul  yang biasanya berwarna putih juga tampak memucat.

"Prince bangun yuk, " Daniel mengecup punggung tangan adiknya sekali lagi berharap afeksi nya berhasil membuat Alvino bangun..

Adiknya sudah diperiksa tadi dan kata dokter yang berjaga adiknya mengalami dehidrasi dan mengalami tekanan sehingga kondisi nya menurun di tambah imun adiknya yang memang rendah untuk anak seusianya. Tak ada yang perlu di khawatir kan cukup menjaga pola makan dan perbanyak istirahat. Alvino juga tak boleh mendapatkan tekanan dulu karena itu tak baik bagi kondisi nya.

"Kalo prince bangun nanti kakak ajak prince jalan jalan ya kita kulineran kemanapun prince mau"

Daniel menatap sendu Alvino yang terlihat enggan membuka netra bulat kesukaan nya barang sejenak saja. Padahal ia begitu rindu sikap jahil dan menggemaskan adiknya ini.Daripada melihat Alvino terbaring tenang seperti ini ia lebih bahagia jika adiknya jahil.

"Prince...kamu nggak kasian liat kakak kayak gini"

"Eunggg"

Terdengar suara lenguhan pelan sontak Daniel langsung memusatkan perhatian nya ke wajah pucat Alvino.

"Prince.... " Panggil Daniel hati hati.

Alvino mengerjabkan kelopak matanya mencoba menyesuaikan sinar yang menembus dari jendela di belakang Daniel.

"Kak... " Ucap Alvino lirih.

Daniel mengusap penuh hati hati kepala Alvino. "Iya ini kakak prince"

Alvino memejamkan kembali netra nya saat rasa pusing kembali menyerang nya. Tak semenyakiti tadi namun tetap saja ia tak tahan. Perutnya juga merasa begitu perih mungkin karena ia belum makan tadi. Apalagi ia hanya sarapan sedikit tadi pagi.

"Masih pusing?? " Daniel mengusap surai Alvino penuh sayang.

Alvino menggeleng ia tak ingin membuat kakak nya yang ini menjadi cemas.

"Eungg engga kok" Alvino tersenyum paksa.

"Yaudah kita pulang aja ya kondisi kamu nggak memungkinkan gini buat lanjut"

Memang benar ia berniat membawa Alvino pulang. Ia paham betul kondisi adiknya yang pastinya masih belum terlalau sehat karena pingsan tadi. Ia ingin adiknya istirahat untuk sekarang. Ia tak ingin terjadi hal yang buruk pada Alvino sekecil apapun itu.

"Tapi... nanti gege marah kalo aku bolos" Alvino menunduk takut mengingat nya.

Ia tadi membolos sebentar saja gege nya marah besar apalagi harus pulang. Sudah pasti gege nya tak akan memaafkan nya. Ia kan tak ingin di diamkan seperti ini terus. Ia rindu gege nya yang biasanya memanjakan nya dan mengusap surai nya penuh sayang.

Lagipula ia sadar ia di sini yang salah. Kata kakak nya yang tak waras itu ia boleh kesal dengan sikap gege nya namun ia tak boleh membenci nya karena bagaimanapun gege nya lah yang merawat sejak masih kecil.

Sweet Story (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang