Selamat Membaca
Sagara menatap sendu tubuh Alvino yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Terdapat beberapa selang yang terhubung di tubuh kecil nya tak lupa masker oksigen dan infus yang masih terpasang entah sudah hari keberapa. Adik bungsu nya seolah tak terganggu sedikitpun dengan sekitar nya.
"Maafin abang ya dek baru dateng kesini". Tangan besarnya mengusap lembut surai Alvino.
Tatapan nya mengarah ke Rafka yang tertidur di sofa samping Alvino, Dafka juga tertidur di karpet di bawah Rafka tampak tak nyaman mungkin karena dingin. Netra nya kembali menatap Daniel yang tertidur sambil menggengam erat tangan bungsu nya.
"Bahkan kamu sesayang ini ya sama adek saya?? " Tanya nya lirih.
Awalnya ia pikir Daniel adalah anak tak benar apalagi setelah mengetahui beberapa kebiasaan kakak tingkat Alvino itu dari bawahan nya. Ia tentu saja tak suka ada yang memperngaruhi adiknya untuk melakukan tindakan tak benar seperti itu. Namun seperti nya dugaan nya salah besar Alvino tumbuh baik dengan Daniel di samping nya.
"Maaf saya menilai buruk tentang kamu dan terimakasih sudah di samping Alvino selama ini. " Ucap nya lirih.
"Udah tugas gue" Ucap Daniel tiba tiba. Ia menegakan tubuhnya untuk menatap Sagara.
Sagara tercekat ia pikir anak itu sudah tidur namun seperti nya dugaan nya salah. Jadi anak itu mendengar semua ucapan nya??
Daniel tersenyum sinis "Gue udah bangun sejak lo masuk kesini"
Daniel memang sudah terbangun semenjak Sagara memasuki ruangan adiknya tadi. Sejak Alvino memilih tidur panjang, ia lebih peka saat tidur karena ia takut adiknya terbangun tiba tiba saat malam dan menangis karena ia tertidur. Dan ia mendengar semua ucapan Sagara sejak tadi tapi memilih pura pura tertidur.
"Lo pengecut ya ternyata?? " Sindir Daniel telak.
Sagara tak paham tapi jujur ia tak suka setiap ada yang merendahkan nya seperti itu. Selama hidupnya ia bahkan selalu di puja karena kekuasaannya, semuanya bisa ia dapat hanya dengan hitungan detik. Dituntut menjadi kuat dan mandiri untuk mempertahankan kuasa keluarga nya. Berjalan dengan penuh keangkuhan seakan ia tak punya sedikit pun cela. Padahal nyatanya ia tak lebih dari seorang sulung yang haus akan kasih sayang orang tua nya yang dulu.
"Apa maksud lo?? " Balas Sagara dingin.
Daniel berdiri "Kita bicara di luar gue nggak mau prince keganggu" Putusnya.
Satu kecupan ia berikan di pucuk kepala Alvino. "Prince jangan nangis ya kakak mau keluar bentar "
Daniel lalu berjalan lebih dulu meninggalkan Sagara yang tampak tertegun sejenak dan tak lama langung mengikuti nya keluar dari ruangan Alvino.
🍭
🍭
Daniel menghembuskan asap rokoknya dalam dalam. Suasana masih sama canggung dengan kedua nya yang masih berdiam seakan tak ingin membuat kebisingan. Daniel yang berdiri bersandar di sebuah pohon dan Sagara yang duduk di bangku depan nya.
"Lo pengecut tau nggak?? lo cuma bisa minta maaf pas Alvino masih tidur terus selama ini lo kemana?? lo malu buat sekedar minta maaf?? Ego lo tuh terlalu tinggi" Ucap Daniel begitu santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Story (End)
Teen FictionNamanya Alvino anak bandel dengan segala kenakalannya dalam menghadapi ketiga kakak nya yang sifatnya saling bertolak belakang. Sagara si tempramen dan keras kepala. Dafka si tenang dan super jahil pada adiknya. Rafka si posesif dan penyayang. I...