88. Pulih

3.7K 607 216
                                    

Selamat Membaca


"Rafka kecelakaan"

Satu kalimat singkat yang mampu membuat jantung Sagara berdetak begitu cepat. Ia menatap penuh tanya tanya Dafka yang masih berdiri di hadapan nya dengan raut pucat. Pandangan adik pertama nya seakan kosong.

"Jangan bercanda Dafka" Balas Sagara tak terima.

Ia bahkan masih linglung di bangun kan dengan paksa oleh Dafka seperti orang kesetanan.

Dafka menggeleng membiarkan buliran bening itu lolos begitu saja dari netra nya. "Dafka nggak bohong bang Rafka... Rafka kecelakaan" Suara nya bergetar.

Sagara tak menjawab namun langkah nya begitu cepat meraih jaket nya yang tergantung dan menyambar kunci mobilnya.

"Kita susul Rafka" Putusnya tak menghiraukan tubuhnya yang bergetar penuh ketakutan. Dejavu pikirnya.

Ini sama saat malam dimana ia kehilangan papanya

🍭

🍭

Kedua kakak beradik itu berjalan begitu cepat menuju lorong lorong rumah sakit. Tak peduli tatapan kesal orang orang yang harus menyingkir karena mereka. Dipikiran mereka bahkan hanya ada nama Rafka.

Langkah keduanya terhenti di ruang bertuliskan UGD. Pintunya tertutup rapat  itu artinya adik mereka masih di tangani di dalam sana.

Sagara mendudukan dirinya di kursi depan ruang itu. "Gimana bisa.... " Tanya nya tanpa menoleh ke arah Dafka yang hanya diam.

Dafka diam tak mampu menjawab sedikit pun ia hanya tertunduk penuh rasa bersalah. Ini semua salahnya andai saja ia dapat melarang Rafka untuk keluar. Andai ia bisa lebih tegas lagi sebagai seorang kakak. Ia bahkan hampir kehilangan Alvino dulu dan kini lagi lagi ia lalai.

"Dafka" Ucap Sagara lagi.

Dafka menoleh menatap raut Sagara yang tampak kacau. "Rafka tadi ingin ke apartemen Daniel karena Alvino sakit, awalnya Dafka udah larang bang tapi Rafka keras kepala dan maksa mau pergi" Jeda.

"Dafka nggak tau belum lama saat Rafka pergi Dafka dapet telpon dari rumah sakit kalo Rafka jadi korban kecelakaan tunggal" Ucapnya bergetar.

"Telpon Daniel" Titah Sagara dingin.

🍭

🍭

"Napa lagi nih orang gila telpon gue" Gerutu Daniel saat melihat layar ponsel nya menyala karena panggilan masuk.

Tatapan nya bergulir menatap Alvino yang tampak terusik karena suara panggilan itu. Padahal sudah susah susah ia menidurkan adiknya tadi.

Tanpa menunggu lama ia menekan icon hijau. "Kenapa?? " Tanya nya kesal.

Daniel berdiri mencoba sedikit menjauh dari adiknya agar tak terganggu.

"Cepet ke rumah sakit xxx Rafka kecelakaan dan dia butuh Alvino"

"Jangan bercanda sialan" Balasnya tak percaya.

Sweet Story (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang