Selamat Membaca
Netra bulat milik Alvino yang biasanya terlihat begitu ceria menatap mereka kini berubah penuh luka. Pupil bocah mereka bergetar dengan bulir bening yang kembali keluar secara perlahan. Sontak membuat kedua kakak beradik itu panik.
Dafka bergerak cepat menarik Alvino kedalam pelukannya. "Adek.... "
"Kalian sama aja!!"
Alvino mendorong kasar tubuh kakaknya ia tak ingin siapapun ia kesal kenapa semua orang membodohi dirinya.
"Kenapa.... hikss kenapa kak, ge.... apa adek emang pantes di bohongi hikss... kalo kalian aja hikss... ga... bisa adek percaya adek harus percaya siapa.... hikss... siapa KAK!!! " Suara Alvino meninggi.
Jujur ia muak dengan semua drama ini ia muak dianggap anak bodoh yang bisa di bohongi begitu saja. Ia tau ia bungsu dan belum sedewasa mereka namun bukan berarti mereka bisa berlaku seenaknya tanpa memikirkan perasaan nya kan??
Rafka tak kalah panik tubuhnya ingin bergerak cepat menghampiri Alvino.
"Ck sial" Umpat Rafka kesal saat pergerakan nya tertahan oleh selang infus nya.
Dafka mendekati Alvino "Adek jangan gini kakak bukannya mau nyembunyiin dari kamu"
Alvino menggeleng ia melangkah mundur seolah enggan di dekati oleh Dafka. "Adek capek kak adek bukan mainan"
Satya yang berada di balik pintu ruang rawat Rafka hanya bisa mendengarkan. Ia tak mungkin ikut campur ke dalam masalah keluarga mereka kan?? Kecuali jika mulai keterlaluan ia akan maju membantu mereka. Iya tugasnya kini hanya memberikan mereka waktu.
"Adek.... biarain gege jelasin dulu ya" Rafka menatap Alvino penuh permohonan.
Tidak bukan ini yang ia mau, ia hanya ingin Alvino kembali pada dirinya. Ia ingin Alvino kembali pulang dan kembali menjadi adik kecil nya yang penurut. Benar, Alvino itu manis dan penurut namun sejak keberadaan Daniel sifat adiknya berubah sekali menjadi lebih suka membangkang. Jadi ia hanya berusaha menjadi gege yang baik.
"Mau apa lagi ge?? mau bohongin adek lagi?? mau bodohin adek lagi?? " Lirih Alvino menatap sendu gege nya yang masih duduk di ranjang nya.
"Nggak abang, nggak kakak, nggak gege kenapa sih kalian sama sama suka bohongin adek?? kalian bilang ini semua buat kebaikan adek tapi sekarang adek tau kebaikan yang kalian bilang itu nggak lebih dari keinginan dan keegoisan kalian kan!! " Ucap Alvino dengan bergetar.
Air mata nya enggan untuk berhenti keluar. Menandakan sedalam apa luka yang ketiga kakaknya berikan padanya selama ini. Alvino kini terlampau lelah hanya untuk memikirkan semuanya kembali.
"Abang suka banget bentak sama kasarin aku... dulu waktu kecil aku pikir itu karena aku nakal tapi....tapi sekarang Alvino sadar kalo abang bahkan nggak pernah harepin kelahiran Alvino dulu... "
"Kakak... kakak selalu nutupin apapun dari aku, bersikap seolah nggak tau apa apa padahal jelas jelas kakak tau semuanya?? apa kakak sebahagia itu sih liat aku kayak orang bego?? "
"Gege... " Alvino terhenti menatap penuh nanar netra milik gege nya yang masih menatapnya sejak tadi.
"Gege.... selama ini adek cuma percaya sama gege, adek percaya gege satu satunya orang yang bisa adek percaya, gege yang ngasih apapun yang aku mau tapi.... kenapa sih saat adek salah sedikit aja gege sekeras itu menghakimi adek. Kenapa sih gege nggak pernah percaya sama adek??? nggak pernah biarin adek milih jalan hidup adek sendiri??"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Story (End)
Teen FictionNamanya Alvino anak bandel dengan segala kenakalannya dalam menghadapi ketiga kakak nya yang sifatnya saling bertolak belakang. Sagara si tempramen dan keras kepala. Dafka si tenang dan super jahil pada adiknya. Rafka si posesif dan penyayang. I...