Selamat Membaca
Dafka berjalan cepat menuju kamar milik Rafka ia sangat yakin adiknya berada di sana. Entahlah perasaan nya juga tak enak ia takut Rafka macam macam pada Alvino. Sejak semalam ia bahkan di kunci abang nya di kamarnya dan berakhir ia yang hanya bisa berdoa agar adiknya baik baik saja.
Cklek...
Dafka berusaha membuka pintu Rafka namun gagal. Sudah beberapa kali ia mencoba nya namun hasilnya sama saja. Sepertinya Rafka mengunci nya.
"Sial mana di kunci lagi" Gumam nya kesal.
Terdengar suara langkah kaki di belakangnya dan tanpa menoleh pun ia sangat tau siapa yang menyusul nya saat ini.
"Cari ini kak?? "Kata nya sinis.Memamerkan sebuah kunci di tangannya.
Dafka menoleh dan benar saja itu adalah Rafka. " Balikin kuncinya Raf, gue mau liat adek "Geram nya.
Rafka terkekeh pelan ia kembali memasukan kunci itu ke saku nya. " Buat apa hah?? buat bantu dia bohong lagi?? "
"Jangan buat gue bertindak kasar sama lo Raf, bukan karena lo lebih muda dari gue lo bisa ngelakuin seenaknya, inget gue juga kakaknya Alvino bukan cuma lo"
Dafka menatap tajam netra Rafka sudah cukup ia hanya diam saja sejak semalam dan ia tak akan tinggal diam jika saja Rafka masih keras kepala. Ia juga kakak mereka jadi ia berhak bertindak di sini. Dari sini saja ia tau jelas adiknya tak mungkin baik baik saja di dalam sana. Apalagi mengingat adiknya yang biasanya tak bisa diam.
"Alvino pantes dapet hukuman kak dan lo nggak bisa ikut campur karena LO JUGA SAMA AJA!! " Bentak Rafka pada akhir kalimat nya. Rahangnya mengeras sorot mata nya bahkan begitu tajam.
"Lo nggak pernah mikirin pengorbanan gue selama ini kak!!lo mikir nggak hah!!Kalian itu sama sama egois..."
Dafka tercekat,tak bisa di pungkiri jika ia adalah penyebab semua ini. Andai saja sejak awal ia mengingatkan adik bungsu nya agar tak terlalu larut dalam kebebasannya. Andai saja ia memberitahu Rafka lebih dulu. Mungkin saja semua tak akan berakhir seperti ini kan??
Dafka menatap Rafka dengan sendu. "Sekali aja kasih gue kesempatan buat ketemu adek Raf, gue mohon" Lirih nya.
Rafka mengalihkan pandangan nya seolah enggan menatap wajah milik Dafka. Sejujurnya ia juga belum bisa memaafkan tindakan lancang kakaknya itu. Padahal kakaknya paham betul bagaimana ia menjaga pergaulan Alvino selama ini. Ia melakukan itu semua juga untuk kebaikan adiknya bukan untuk nya.
"Tolong Raf biarin gue ketemu adek" Pinta Dafka sekali lagi.
Rafka berdecak pelan sebelum berjalan menuju pintu kamar nya dan membukanya. Seolah memberi ijin agar membiarkan Dafka melihat Alvino barang sebentar saja.
"Gue kasih waktu 15 menit dengan pengawasan gue tentu aja" Putus Rafka.
Dafka tak peduli ia memasuki kamar Rafka dengan berlari. Netra nya bergetar saat melihat kondisi mengenaskan adiknya. Alvino yang biasanya begitu nakal bahkan kini hanya terduduk meringkuk dengan tubuh yang bergetar hebat. Wajah nya ia sembunyikan pada lipatan kaki nya bahkan jarum infus nya sudah hampir terlepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Story (End)
Teen FictionNamanya Alvino anak bandel dengan segala kenakalannya dalam menghadapi ketiga kakak nya yang sifatnya saling bertolak belakang. Sagara si tempramen dan keras kepala. Dafka si tenang dan super jahil pada adiknya. Rafka si posesif dan penyayang. I...