63.Tentang Kepercayaan

3.5K 656 387
                                    

Selamat Membaca

Rafka membanting pintu kamar mandinya dengan kasar. Ia lalu berjalan menuju ranjang nya. Menjatuhkan tubuhnya ke kasur dengan kasar. Ia menerawang ke langit langit kamar nya. Malam itu saat semua terbongkar.

Flashback

"Jadi bagaimana keputusannya mu Rafka?? " Tanya sagara dingin.

Rafka menggeleng ia tak percaya dengan apa yang ia lihat.Nafasnya tercekat melihat foto dan semua penjelasan di map coklat itu.Adiknya tak mungkin membohongi dirinya kan?? adiknya itu terlalu polos tak mungkin ia di bodohi.

"Tapi adek nggak mungkin kayak gini bang" Ucap Rafka dengan suaranya yang bergetar hebat.

"Cih Rafka lo itu terlalu bego dan kalo lo masih nggak percaya ikuti permainan abang besok" Titahnya dingin.

"Maksudnya apa?? " Rafka tak paham bahkan otaknya masih memproses semua hal yang baru ia ketahui selama ini.

Sagara menyunggingkan senyum smirk nya"Kamu cukup ikuti alurnya Rafka dan liat apa yang bakal lo ketahui "

Flashback Off

Malam itu rasanya semua seperti mimpi bahkan tak terpikir kan sedikit pun jika ia bisa di bodohi dua orang sekaligus. Dan dengan penuh keraguan ia mengikuti alur nya, berpura pura pergi padahal ia tak benar benar ada les. Ia dan abang nya menunggu salah satu suruhan abang nya untuk mengikuti Alvino.

Dan hal yang ia temukan benar benar di luar dugaan nya.Adiknya benar benar mempermainkan nya bahkan Dafka yang kakak nya saja berani membohongi nya. Rasanya emosi nya meluap begitu saja saat tau kebenarannya.

"Arghhh!! brengsek!! " Rafka menarik gelas di samping nya dan membanting nya keras.

"Kenapa kamu setega ini dek??!! KENAPA!!!"

Malam itu Rafka habiskan dengan melemparkan semua barang barang di kamar nya tanpa henti. Bahkan seolah melupakan kondisi Alvino yang masih terbaring lemah di kamar mandi.Sampai ia tertidur dengan lemah di karpet kamar nya. Ia lelah sungguh.

🍪 🍪 🍪

Alvino membuka matanya perlahan saat merasa terganggu dengan sinar terang yang ada. Ia mengerjabkan netra nya perlahan mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk. Tangannya reflek memegang lengan kirinya yang terasa nyeri. Dan dapat ia lihat jarum infus menancap di punggung tangan nya.

Ia tak mengingat semuanya bagaimana ia bisa disini. Yang terakhir ia ingat ia tak sadarkan dirinya di kamar mandi gege nya karena gege nya. Dapat ia lihat ia masih berada di kamar gege nya.

Cklekk.....

"Sudah bangun Alvino?? " Tanya Rafka datar yang baru memasuki kamarnya. Di tangan nya terdapat nampan berisi sarapan untuk adiknya.

Alvino yang mendengar suara gege nya sontak meringsut ketakutan. Ia ingat jelas bagaimana gege nya menghukumnya malam tadi. Semua ingatan ingatan buruk itu melintas begitu saja di kepala nya.

"Ja... jangan... " Suara Alvino bergetar ketakutan.

Rafka berjalan mendekati adiknya masih dengan raut dinginnya. Seolah tak peduli dengan raut ketakutan adiknya.

Sweet Story (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang