Selamat membaca
Kaki dafka masih setia berlari mengejar peliharaanya sungguh Dafka geram dengan tingkah nya itu.
"Woy bocah sini nggak lo!! " Teriak Dafka mulai kesal.
"Sini lah tangkep. "Kata Alvino lengkap dengan senyum sinis nya sambil terus berlari menghindar dari kejaran Dafka.
Yup maksud dafka peliharaan nya itu ya adiknya bocah jelmaan kelinci itu seolah tak punya lelah jika sudah berlari.
Tepat setelah mereka semua selesai sarapan dan sang abang pergi bekerja dan Rafka berangkat sekolah tadi tingkah kelinci itu kumat lagi.
Apalagi kalau tidak menjahili kakaknya itu. Bocah itu sengaja menyembunyikan kunci mobil milik kakaknya padahal Dafka ada ujian pagi ini.
"Lo kalo ketangkep gue masukin kandang Al sumpah!! " Teriakan Dafka bahkan terdengar memenuhi mansion pagi ini.
Para maid yang melihat hanya dapat menahan tawa nya melihat tingkah kedua tuan muda nya itu.
"Woy kalian semua ngapain diem aja sih tangkep tuh kelinci woy gue pecat baru tau rasa!! " Bentak Dafka pada para pengawal di rumah nya yang hanya terdiam menonton.
Sontak mendengar bentakan itu para pengawal ikut berlarian mengejar tuan kecil nya itu. Jangan salah jahil jahil begitu Dafka marah juga menyeramkan.
"Awas om!!" Kesal Alvino saat dia berhasil di hadang beberapa pengawal di depannya.
"Tuan kecil mohon berikan kunci tuan muda." Bujuk salah satu bodyguard itu.
"Nggak mau!!" Kata Alvino mencoba menyembunyikan kunci itu di balik tubuh nya. Sungguh Alvino kesal setiap dia di Mansion selalu sendiri.
Kalau ia tidak di kurung abang brengsek nya pasti ia sudah pergi ke
Srett...
Kunci itu berhasil di tarik Dafka dari belakang. "Dapet gue bocah setan. " Kata Dafka menunjukan kunci yang berhasil ia rebut tadi.
Alvino berdecak kesal "Aku bocah setan lo apa kakak setan. " Cibirnya.
"Gue bapak nya setan. " balas Dafka cuek.
"Ih amit amit Alvino punya bapak kayak kak Dafka. "
"Iya gue tau gue ganteng. " kata Dafka percaya diri.
"Dah lah gue berangkat dulu bye peliharaan gue jangan nakal entar gue masukin kandang kalo nakal. " Pesan Dafka.
"Bodo nggak denger" ketus Alvino
Ctakk
Refleks tangan Dafka menjitak pelan dahi bocah itu. "Kak Dafka!!!! " teriak Alvino kesal.
Mendengar itu Dafka lari sebelum kelinci itu mecabik cabik nya.
"Dadah adek ku sayang!! " teriak Dafka sambil berlari keluar.
Alvino menghela nafas kesal saat atensi sang kakak tidak lagi terlihat.
"Kak Dafka kan adek mau main sama kakak. " Cicit Alvino lalu memilih berjalan menuju kolam belakang.
🍭 🍭 🍭
Disini lah Sagara sekarang di depan sebuah bangunan sekolah mewah yang memiliki beberapa lantai dengan bertuliskan nama "SMA Kavindra" tepat di pintu masuk nya. Sekolah ini adalah salah satu swasta terbaik di negerinya. Sekolah dengan fasilitas terbaik dan pengajar terbaik demi menghasilkan lulusan terbaik nantinya.
Kaki jenjangnya terus melangkah tak menghiraukan bisikan yang terdengar dari penghuni sekolah ini, siapa yang tidak mengenal Sagara Dirgantara dengan wajah rupawan tubuh tegap dan setelan mahal nya. Jangan lupakan sikap dingin nya. Dan dia lah pemilik bangunan ini. Gedung sekolah peninggalan sang papa yang kemudian ia yang mengelola nya.
Langkah nya terhenti ke ruangan bertuliskan ruang guru. Ia lalu mencari guru adiknya itu. Setelah menemukan nya ia langsung saja duduk di hadapan guru itu.
"Tuan Sagara." Ucap sang guru, wajahnya sudah mulai menua dengan beberapa rambut putih di kepalanya.
"Maaf mengganggu waktu anda tuan. " kata guru itu berusaha basa basi.
"Langsung saja bapak Wijaya." Dingin Sagara ia tak suka dengan orang yang terlalu banyak basa basi.
"Baik maaf begini tuan seperti yang sudah anda baca nilai tuan kecil ada di bawah kkm di ulangan tengah semester kali ini tuan dan beberapa kali adik anda membolos pelajaran bahasa." kata nya.
"Lalu?" tanya Sagara datar.
"Saya mohon tolong bimbing tuan kecil agar nilai nya tidak di bawah kkm lagi tuan atau mungkin anda bisa memberikan saya ijin agar bisa memberi adik anda kelas tambahan." kata guru itu sedikit takut.
Siapa yang tidak takut kalau di tatap tajam seperti itu??
"Tidak usah saya tau yang terbaik untuk adik saya. " Jawab Sagara sedikit ketus.
"Ba-baik tuan jika itu keputusan anda. Tapi saya mohon agar anda benar benar mengawasi nya tuan maaf saya hanya tak ingin tuan kecil gagal naik kelas nantinya."
"Cukup itu saja kan?? " Tanya Sagara malas.
Guru itu langsung mengangguk begitu saja.
"Baik saya permisi. " Pamit Sagara lalu bangkit berdiri meninggalkan guru yang hanya menunduk itu.
" Ck buang waktu saja." Gumam Sagara berjalan menjauhi ruangan itu menuju mobilnya yang terparkir.
🍭 🍭 🍭
Gege
Adek udah makan belom??Adek kelinci
belom ge adek mau mau makan KFC
Gege
yaudah nanti kalau gege pulang
gege bawain ya sekarang adek
makan dulu jangan bandel.Adek kelinci
iya ge jangan lama lama tapi🥺Gege
iya gege belajar dulu ya💜
Adek kelinci
iya ge💜Alvino menutup ponsel nya begitu membalas pesan gege nya itu. Memang yang paling mengerti dirinya hanya gege nya itu.
Entah sudah berapa jam dia berada di kolam belakang ini yang ia lakukan hanya di menerawang sambil menikmati angin pagi.
Matanya menatap kolam renang yang terbentang di hadapan nya ingin berenang tapi ia masih sayang nyawa untuk tidak memancing kemarahan singa.
Abang nya itu sering melarang nya berenang karena ia tak tahan dingin bahkan sejak tadi ia diawasi beberapa bodyguard suruhan abang nya.
"Alvino bosen sendiri" gumam nya. tangannya memeluk lututnya sendiri.
Pokoknya setelah bebas dari sini nanti ia mau ke taman kota ini awas saja kalau ada yang melarang nya akan dia gigit orang itu!
TBC
Makasih banget semuanya nggak nyangka banget ada yang mau baca cerita ini padahal cuma cerita nggak jelas terimakasih banyak pokok nya atas dukungan nya.
Sayang kalian banyak banyak
Jangan lupa vote comment sama follow ya💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Story (End)
Teen FictionNamanya Alvino anak bandel dengan segala kenakalannya dalam menghadapi ketiga kakak nya yang sifatnya saling bertolak belakang. Sagara si tempramen dan keras kepala. Dafka si tenang dan super jahil pada adiknya. Rafka si posesif dan penyayang. I...