Selamat Membaca
Dafka berlari secepat mungkin menuju area kolam renang saat salah satu maid memberi tau nya jika kedua adiknya ada disana. Sumpah demi apapun perasaan nya sudah tak enak. Apalagi mengingat kondisi emosi Rafka yang sedang buruk. Dan pasti Alvino lah yang akan jadi tempat pelampiasan nya.
"ALVINO!! "
Mata nya membola melihat Alvino berada di kolam renang dengan kondisi yang sudah mengenaskan.Wajahnya pucat dan seragamnya basah kuyup. Dengan segera ia menghampiri Alvino.
"Adekkk!!?? " Panik Dafka.
Dengan tergesa Dafka mencoba menarik tubuh lemah Alvino agar naik ke atas. Cukup sulit mengingat ia tak pernah menggendong Alvino selama ini.
"Di... ngin... hahh... " Alvino merasa dada nya menyempit.
Nafasnya bahkan nyaris habis. Namun jantung seakan tak mau di ajak kerja sama. Ingin menarik nafas saja rasanya begitu menyakitkan.Sesak... sesak sekali.
"Tunggu adek.... " Dengan susah payah akhirnya Dafka dapat membawa naik Alvino.
Kepala Alvino ia taruh di paha nya. Tangannya mengusap pipi Alvino yang total dingin. Mata bulat adik nya bahkan sudah enggan terbuka.Wajah memucat dengan bibir yang sudah membiru. Rasanya ia ingin menangis melihat kondisi adiknya.
"Bantuin gue bawa adek ke kamar Raf" Titah Dafka.
Netra kembali menatap penuh cemas ke arah Alvino yang mulai memejamkan mata nya. Sontak ia panik.Ia menepuk pelan pipi gembil Alvino agar tetap menjaga kesadaran nya. Setidaknya sampai ia memanggil dokter.Ia takut sungguh takut.
"Jangan tutup mata dulu Alvino!!"Cemas nya.
" Rafka buruan!! "Kesal Dafka saat melihat Rafka hanya menatap santai ke arah nya seolah tak terjadi apa apa.
Rafka melengos" Males lo urusin aja dia sendiri gue ada urusan"Ketus nya. Ia merampas kunci mobil nya yang di genggam Alvino. Mengabaikan Alvino yang sudah benar benar pingsan karena kesulitan bernafas.
Setelah nya ia lalu menaruh dengan kasar ponsel Alvino ke kursi santai di samping nya. Melangkah meninggalkan Dafka yang menatapnya penuh amarah.
"Rafka!!! " Teriak Dafka kesal.
"Sialan" Dafka kembali menatap Alvino yang pingsan di pangkuan nya.
"Tahan ya adek.... "
🍭
🍭
Dafka menatap sendu Alvino yang masih enggan membuka mata nya. Tidurnya terlalu lelap. Ia tadi sudah memanggil dokter dan syukur lah adiknya tak perlu di bawa ke rumah sakit. Hanya saja Alvino mengalami demam karena masuk ke kolam renang tadi. Entahlah apa yang sudah di lakukan Rafka tadi.
"Adek jangan nyerah ya ada kakak disini" Gumam Dafka lalu mengusap pipi Alvino yang sedikit tirus semenjak bertengkar dengan Rafka.
Nyatanya pertengkaran adik bungsunya dengan Rafka membawa dampak besar untuk bungsu nya. Karena biasanya Rafka lah yang akan membujuk Alvino setiap anak nakal ini enggan memakan makannya. Bahkan terkadang rela mengikuti Alvino kemana pun asalkan bayi besarnya itu mau makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Story (End)
Teen FictionNamanya Alvino anak bandel dengan segala kenakalannya dalam menghadapi ketiga kakak nya yang sifatnya saling bertolak belakang. Sagara si tempramen dan keras kepala. Dafka si tenang dan super jahil pada adiknya. Rafka si posesif dan penyayang. I...