Pria itu agak bingung ini anak siapa karena ia hanya berdiri seolah memilah milah minuman soda hingga seseorang lebih rendah melewatinya langsung menggandengnya
"Pipi bilang gak boleh minum soda dan jangan terpisah saat dirumah sakit Jeje"
"Tapi Jeje pengen, pipi"
"No itu tidak baik untuk Jeje"
"Pipi gak bohongkan?"
"Pipi cuma punya Jeje pipi gak mau Jeje sakit, Jeje sayang pipi kan?"
"Ya pipi"
"Ayo pulang, pipi juga beli eskrim dan snak kesukaan Jeje"
"Ya pipi"
Ia senang melihat interaksi keduanya menggemaskan dimatanya
"Cantik" gumamnya dan melanjutkan acara belanjanya.Harry menoleh namanya dipanggil bergegas menghampiri temannya
"Tolong kau layani meja sepuluh aku dan yang lain repot berhenti dulu acara cuci mencucinya" ia mengambil pena dan note book kecil dari saku celemeknya ia menghampiri meja sepuluh
"Selamat siang tuan, mau pesan apa""Siang saya mau....." pria itu terpaku melihat pelayannya bukankah itu pria yang ia lihat bersama anak kecil disupermarket beberapa hari yang lalu
"Ya tuan?"
"Oh maaf, fish and chips dan kopi saja" pelayan itu mencatatnya
"Ada yang lain?"
"Itu saja"
"Baik" pria itu berjalan menuju kedapur ia masih memandanginya.
"Ini tuan, selamat menikmati" ia meletakkan pesanan tamunya namun ia terhenti saat hendak kembali kedapur
"Ya tuan ada yang lain?"
"Temani saya makan"
"Eh tapi....saya"
"Saya memaksa dan saya tidak suka ditolak"
"Baiklah" ia duduk dengan takut takut
"Siapa namamu?" Pria itu mulai menikmati makanannya
"Harry"
"Harry, kau sudah menikah?" Harry terdiam itu sesuatu sedikit privat
"Kau tidak perlu menjawab jika itu membuatmu..."
"Ya, tapi itu dulu dan sudah berakhir"
"Baik, kau memeiliki anak?"
"Ya seorang putri, umur tiga tahun lebih"
Percakapan mereka terhenti saat manajer menghampiri meminta ia melayani meja lain.