Nick memandang wajah pemuda didepannya jengah mekik mekik seperti orang gila minta cerai bagaimana Nick menceraikan bumil eh pamil maksudnya, akhirnya Ansel terdiam ngos ngosan kayak habis maraton
"Sudah selesai marahan?" Ansel pout dan mengangguknya mengacungkan tangannya
"Gendong"
"Nggak, hari ini big baby nakal"
" hmmmm Daddyyyy" Ansel teriak, Nick ngoyor ia lapar setelah mendengar omelan Ansel akhirnya Ansel mengekor dari belakang.Keduanya diam dimeja makan hanya suara alat makan tapi Ansel hanya mengaduk makanannya sesekali ia memandang Nick diam diam, Ansel menutup mulutnya berlari kekamar mandi Nick menyudahi makannya menyusul Ansel dan memijit tengkuk Ansel pelan.
Nick tidak tahu alasan Ansel marah marah saat ia pulang terlambat ia menemukannya duduk dengan wajah ditekuk hingga keesokan harinya, pagi pagi Ansel sudah ngamuk ditanya ada apa dia tidak mau menjelaskan langsung minta cerai alasan absurb.
Siapa yang tidak marah ia melihat Nick bersama seorang wanita saat ia sedang jalan bersama teman temannya hatinya terbakar cemburu ingin rasanya ia menjambak keduanya
"Sabar Ansel tenang mungkin hanya temannya"
"Mereka terlihat mesra, teman dari hongkong" wajahnya sudah memerah
"Ansel ingat keadaanmu"
"Aku pulang aja nggak mood lagi" Nick berlari kecil keparkiran mobil langsung masuk mobil
"Tuan Ansel?? Cepat sekali?"
"Pulang paman" ia masuk setelah supirnya membukakan nya pintu mobil
"Y-ya tuan" ia bergegas masuk dan ia melihat Ansel menangis ia tidak pernah melihat tuan mudanya menangis sebelumnya ia jadi kasihanAnsel lebih banyak melamun setiap ditanya ada apa ia diam saja mengabaikan Nick tidak lagi ada morning kiss sambutan manja dan tawa menggoda Ansel setiap ia pulang.
Nick jatuh cinta dengan kepribadian dan wajah Ansel ia ceria dan manja namun ia juga mandiri kedua orang tuanya sangat menyayanginya termasuk kakaknya.
Nick baru pulang ia tidak menemukan Ansel dimana mana hingga hpnya bergetar itu ibu mertuanya menelpon
"Nick, kau bisa datang kemari jika nggak sibuk"
"Uh ya bu, aku baru pulang aku akan segera datang"
Nick kembali ke mobil menyetir kerumah mertuanya.Nick menelan air liurnya ia seperti sedang disidang
"Ada apa sebenarnya Nick?"
"Aku tidak tahu bu, ia seperti ini sejak sebulan yang lalu"
"Kau selingkuh apa itu benar?" Ini kakaknya Ansel"Hah apa? tidak mana mungkin"
"Ansel sudah menceritakan semuanya dia melihat kau mesra bersama wanita lain di mall" kedua orang tuanya terdiam
"Nick" Ansel kaget melihat Nick
"Big baby, kau salah sangka" Nick bangkit ingin mendekatinya namun tubuhnya ditahan oleh ayah mertuanya
"Salah sangka aku melihatnya sendiri dan aku bukan orang bodoh"
"Kak bawa Ansel kekamarnya" kakaknya bangkit dan membawa Ansel pergi, Nick memandang punggung sempit itu jadi selama ini itu alsannya Nick bodoh semua gara gara taruhan sialan itu."Belum tidur" Ansel terkejut oelan ia menoleh
"Belum mengantuk"
"Butuh teman bicara?"
"Entahlah, aku hanya ingin tenang"
"Aku mencemaskan mu dan calon anakmu ansel"
"Kak apa dia masih mencintaiku?"
"Aku tidak tahu, Ansel...aku pikir kau hanya salah sangka katanya itu semua karena ia taruhan"
"Aku harap aku bisa percaya"
"Ansel pulanglah dan bicara dengannya lagi ini demi calon anak kalian.Ansel pulang para pelayan menyambutnya senang mereka memanggil Nick terlihat Nick sedikit berlari menghampirinya dan memeluknya erat dan Ansel hanya terdiam
"Big baby, Daddy kangen sumpah Daddy nggak akan selingkuh dari belakang big baby"
"Aku lelah Daddy, aku ingkin istirahat" Nick menggendongnya dan membaringkannya perlahan, ia membelai perut Ansel yang mulai terlihat"Aku mencintai Daddy"
"Aku juga mencintai Daddy big baby, hati Daddy cuma satu bagaimana caranya Daddy membagi nya?
"Aku minta maaf Daddy" Ansel mulai menangis
"Ssshhhhh jangan nangis big baby, Daddy yanh salah" Nick ikut berbaring miring ia menghapus air mata Ansel
"Ansel bodoh"
"Tidak tidak big baby tidak bodoh"