Kris sedikit menundukkan wajahnya memandang sinis kearah bocah yang tidak sengaja menumpahkan minumannya kepakaian nya
"Sudah lah Kris ia tidak sengaja" teman temannya menenangkan Luhan dan Suho takut Kris buat masalah
"Heh cebol, kau lihat habis sudah pakaianku kau harus bertanggung jawab""Aku tidak sengaja, maaf paman" wajah Payton menunjukkan tidak menyesal
"Kau panggil aku apa tengil?"
"Paman?"
"Sudah sudah Kris dia hanya anak anak"
"Lihat yabg dia buat pada pakaian ku Chanyeol
"Alah kau kan bisa beli lagi"
"Ini pemberian Eomma ku" saat berbalik bocah itu sudah menghilang rahang Kris mengeras.Kris melihat sosok kecil tidak asing ia ingat betul wajah tengil, senyum sinisnya mengembang
"Aku akan memberimu pelajaran"
"Apa yang kau lihat?" Luhan
"Arah jam tiga"
"Kau berpikir akan, jangan Kris kau akan menyesal"
"Tidak akan kau jangan khawatir"
"Kami tidak ikut ikutan ya?"
"Kalian tenang saja" Kris tersenyum dan Luhan bergidik melihatnyaPayton bukan anak manja ia besar dipanti asuhan sekolah karena beasiswa ia cukup berprestasi, kampus dan sekolah masih satu halaman dan Kris sudah menyusun rencana matang.
Payton hampir menangis ia mneggedor pintu toilet sudah pasti tidak ada yang mendengarnya kampus dan sekolah telah kosong
"BUKA" suaranya sudah serak ia bersandar di pintu hinga ia mendengar pintu dibuka ia segera berdiri dan mematung ia seperti melihat hantu
"Kau" tanpa embel embel paman lagi.Payton terlihat pas digendongan Kris ia membawanya menuju mobilnya, sepanjang menyetir sesekali ia melihat Payton disampingnya
"Kau merepotkan saja"
Begitu sampai ia meletakkannya di tempat tidur ia membawanya ke vilanya.