Mereka bersalaman tanda sepakat untuk berkerja sama setelah berkenalan Jeremy memandang sosok besar itu ia tidak suka dengan dadanya yang olah raga setiap bersama Jay berbeda dengan Jay ia bersikap biasa saja mengingat ia sudah memiliki pacar yang cantik
"Kau sudah menikah, aku baca kau file mu menyatakan kau memiliki seorang putri" Jeremy menoleh ia mengangguk sambil terus mengawasi dengan teropong
"Menikah dan bercerai" sahutnya pelan
"Maaf, aku tidak bermaksud...."
"Sudahlah Jay tidak apa apa toh aku baik baik saja aku yang minta pisah" Jay terdiam bersandar mereka bertugas mengumpulkan informasi untuk FBI
"Maaf sekali lagi"
"Jay konsen saja ke tugas" Jay mengangguk entah mengapa ia penasaran dengan Jeremy.Jeremy lelah sangat lelah apartemennya sepi ia memandang sekitar ia membayangkan suara lutrinya memanggil dan tertawa bergelayut manja dilengan dan kakinya, ia duduk bayangan itu hilang demikian pula senyumnya Jay mengingatkannay dengan luka yang ia simpan.
Jeremy menikmati kopi paginya diruangnya di kantor kepolisian hingga Jay menghampiri dan menepuk bahunya pelan
"Pagi Jeremy" Jeremy mendongak
"Pagi" singkat ia sedang tidak mau bicara banyak
"Kau ok?" Jay duduk diseberang meja
"Ya, sebentar lagi kita berangkat"
"Kita kemana kali ini" Jeremy menyerahkan file dan Jay membacanya sambil mengangguk
"Apa penyergapan nanti kita akan ikut?"
"Ya tentu, karena kita berdua yang memata matai mereka mengumpulkan bukti"
"Itu yang kusuka" Jeremy tertawa pelan.Jay memandang apartemen Jeremy ia heran mengapa apartemenya kosong dimana putrinya, ia hanya membaca sebagian profil Jeremy ia menghargai privasi partner kerjanya
"Kau mau minum" Jay tersadar
"Tidak perlu repot, kau memiliki rumah yang bersih dan nyaman" Jeremy tertawa pelan
"Aku tidak punya waktu mengurus apartemen, ada pelayan yang bersih bersih" Jay mengangguk mengerti