Sean berlari ia harus segera sampai dirumah secepatnya hingga saat menyeberang hampir saja ia tertabrak seorang pria berjas keluar menghampirinya dan ia mencengkram lengannya
"Tolong saya tuan, kalau tidak mereka akan membunuh kami"
"Siapa yang akan membunuhmu, mereka?" Pria itu melihat ada tiga orang mengawasi dari jauh
"Ya"
"Masuklah" ia bergegas masuk diikuti pria itu
"Jalan" perintahnya pada supir
"Siapa namamu?"
"Sean" ia terlihat sangat ketakutan
"Aku Gabriel, kau bisa memanggilku Gabe"
"Terima kasih tuan?" Ia terlihat lebih tenang."Apa yang kau lamunkan, Sean"
"Mereka pasti mencariku dipanti asuhan, harap tidak terjadi apa apa pada mereka"
"Ini minumlah" Gabriel menyerahkan sekaleng soda
"Uh tidak air putih saja tuan"
"Jangan memanggilku tuan, kau bukan pelayanku"
"Maaf Gabe, soda tidak baik untuk anakku" Gabriel tersentak pria dihadapannya seorang carier
"Maaf aku tidak tahu, kau boleh tinggal disini agar merasa aman rumagku dijaga selalu karena pekerjaanku"
"Benarkah? Saya tidak akan tinggal gratis saya bisa..."
"Tenang tenang kau sangat bersemangat, tidak perlu konsentrasi saja kepada kesehatanmu dan anakmu itu saja" Sean mengagguk patuh."Aku harus bagaimana, ia terlihat kacau dan ia carier tidak mungkin aku biarkan mereka membunuhnya dan calon anaknya, Donna Mike"
"Tapi kau tidak tahu berurusan dengan siapa, anak itu bisa membahayakan nyawamu" Mike
"Maaf tapi nyawaku sudah terancam sebelum bertemu dengannya"
"Ya tuhan, sebaiknya aku mengurus file saja" Donna
"Aku ikut" Mike keluar dan Gabriel menggedikkan bahunya santai.
Gabriel memjatuhkan kantung melihat Sean meringkuk memeluk perutnya
"Sean" Gabriel meletakkan tangannya diperut Sean dan Sean memandangnya
"Ada apa?"
"Sakitnya berkurang" Sean ikut heran bukankah ia bukan ayah dari calon anak Sean.
"Aku membelikan pakaian untukmu, aku hanya mengira ngira kuharap pas ukurannya untukmu".