"Ya tuhan sebastian kau pagi pagi berteriak seperti perempuan" Chris bersandar ditempat tidur Sebastian melemparkan testpack tepat mengenai jidat Chris
"Ini ulahmu, aku ingin menundanya dan lihat yang kau lakukan" Chris mengambil testpack matanya membulat melihatnya hasilnya positif
"Kau hamil" Chris melompat dari tempat tidur kegirangan
"Dengar aku belum siap, sudah aku katakan sebelumnya" Sebastian duduk ditempat tidur memandang Chris yang sudah seperti monyet kesenangan bakal jadi ayah mengabaikan ucapan Sebastian sengaja sebenarnya.
Sebastian uring uringan sebenarnya ia sering meminta Chris menggunakan pengaman namun sering ditolak Chris
"Chris"
"Hmmm mau sesuatu?" Chris mendudukan Sebastian dipangkuannya
"Aku takut"
"Tidak ada yang perlu ditakutkan, kan ada aku"
"Apa sebaiknya"
"Tidak" Chris membentaknya spontan Sebastian bangkit
"Maaf" ucapnya pelan memyesal entah mengapa ia berpikir melakukan itu pada darah dagingnya sendiri."Aku hanya takut menjadi tidak layak, bik" wanita paruh baya itu menatapnya sedih
"Saya yakin tuan akan menjadi orang tua yang baik karena tuan Chris dan Sebastian memang orang yang sangat baik"
"Entahlah bik, sepertinya Chris marah sekali padaku" Sebastian mendudukkan tubuhnya di kursi dengan kepala berpangku dilengannya atas meja makan wanita itu membelainya ia mengenalnya dan dia lah yang membawanya dari jalan mengajaknya tinggal bersama dirumah Chris sehingga keduanya saling cinta keluarga Chris tidak masalah selama Chris bahagia toh mereka lihat Sebastian anak yang baik dan sopan meski besar dijalanan.