Ingin Jay menendang wajah pria yang menjadi suaminya kalau mereka hanya berdua tapi saat ini tamu mengelilingi keduanya setelah resmi menikah, bahkan saat berdua Jay terus menjauh alasan menikah karena Ulliel mempunyai rahasaia besar Jay yang membuatnya jijik pada dirinya sendiri
" kau mau tidur dimana?"
"Mana saja asal tidak dekatmu"
"Jutek"
"Terserah""Kau sangat lucu saat marah marah, Jay"
"Aku sedang tidak melawak"
"Kau ingin pernikahan ini berakhir?"
"Tentu saja kau membuat ku kehilangan pekerjaan ku"
"Ya aku akan membeberkan rahasiamu"
"Dasar licik"
"Apa saja asal kau jadi milikku"
"Aku tidak sudi kalau tidak..." Jay mendudukkan tubuhnya dan Ulliel mendekat menyentuh wajahnya
"Ada apa?"
"Tidak apa apa" Jay menepis tangan Ulliel.Jay memandangi punggung Ulliel yang sibuk memasak sesuatu untuk mereka karena Jay buta mengenai urusan dapur yang ada ia memotong jarinya bukan sayur
"Punggung serasa dingin dengan tatapanmy Jay"
"Diamlah kenapa lama sekali?"
"Sebentar lagi juga siap"
"Aku pesan online saja"
"Belum tentu makanan diluar sehat, Jay"
"Aku curiga masakanmu juga"
"Tenang saja aku mencampurnya dengan cinta bukan sianida"
"Mencurigakan" Ulliel tertawa dan menyajikan makan malam segera terlihat Jay menikmati masakannya.Jay menurut saja lagi lagi ia kalah dan menyerah dengan sesuatu didalam dirinya yang membuatnya cacat sebagai laki laki
"Hanya sekali dan tidak lagi"
"Tentu toh kau tidak perlu takut tidak akan jadi kalau hanya sekali"
"Deal" Jay menelan ludahnya kasar.