Jake memencet hidung laki laki yang lebih kecil darinya hingga membuat hidung itu memerah
"Dasar anak nakal, aku memerintahkanmu untuk istirahat ditempat tidur bukan berkeliaran diluar sana"
"Aku tidak berkeliaran, aku melihat sesuatu yang lucu diluar sana"
"Aku tidak percaya lagi padamu segera kembali ketempat tidur atau aku akan mengikatmu ditempat tidur dan kembali membuatmu tidak bisa berjalan lagi" laki laki itu bergidik dan segera lari kembali kekamar membuat Jake tertawa sambil menggelengkan kepalanya.Harry senang kedua temannya datang Jake mendengar suara mereka yang berasal dari ruang tamu ia diruang kerjanya, Jake menghampiri mereka dan duduk disamping Harry dengan wajah dingin sambil menyilangkan tangannya memandang temannya suasana langsung sepi
"Ayo lanjutkan kenapa kalian jadi bisu?"
"Kami pamit pulang saja, kami baru ingat ada tugas" mereka bergegas pergi
"Kenapa mereka pergi?" Harry diam tidak menyahut"Harry aku bertanya?"
"Mereka takut padamu" pelan nyaris tidak terdengar
"Aku tidak makan orang"
"Auramu mengerikan"
"Oh"
"Kau jadi posesif" ucap Harry takut takut
"Aku posesif untukmu dan calon anak kita, kau itu bandel"
"Aku tidak bandel"
"Membantah lagi?" Harry menggeleng cepat
"Aku merasa bosan dan kesepian"
"Banyak hal yang bisa kau lakukan dan ada aku serta pelayan" Harry memandangnya dengan hidung dan mata yang merah
"Pelayan merasa sungkan dan kau sibuk setiap saat, kau juga sudah berubah" Harry bangkit pergi melangkah gontai kakamar Jake ingin menyusul tapi ia yakin Harry butuh waktu sendiri."Harry dimana kau menemukan kucing itu" senyum Harry pudar ia tidak menjawab tangannya sibuk membelai lembut kucing yang ada dipangkuannya
"Kau masih marah padaku?"
"Ya" gerakan Harry tertahan saat hendak berdiri pergelangan tangannya ditahan
"Harry duduk dulu aku ingin bicara"
"Aku tidak mau bicara, kau menakutkan"
"Harry ayo kemari duduk dipangkuanku" suara Jake melembut membuat Harry luluh dan melepaskan kucing itu dari gendongannya, ia duduk dipangkuan Jake dengann Jake memelul tubuhnya erat membuat Harry merasa heran."Harry ada beberapa ingatan yang kau lupakan dan aku sengaja meminta psikiater melakukan hipnotis" Harry terkejut ia berdiri memandang Jake bingung
"Kau sedang bercandakan?"
"Aku tidak pandai bercanda, kau tahu itu"
"Katakan Jake"
"Kau akan membenciku setelah ini, semua terserah padamu Harry tetap disisiku atau pergi meninggalkanku sebagai hukuman" Harry mengerutkan dahinya
"Ini bukan anak pertama kita tapi anak kedua, yang pertama bukan anakku tapi anak dari kau dan ayahmu" Harry terduduk disofa perlahan mendengar cerita Jake
"Ayahmu berakhir ditanganku demikian juga anakmu, dokter meminta aku memilih mu atau bayi itu aku tidak mau kehilanganmu...bayi itu mengingatkanku pada ayahmu" Jake menarik nafas dalam dan mengusap wajahnya
"Dia laki laki bejat Harry, aku menikahimu setelah semuanya pulih, sebelum menikah kau bercerita banyak bagaimana bejatnya ayahmu dan bagaimana ayahmu....mengakhiri hidup adik dan ibumu" Harry kaku semua ingatan bermain dipikirannya ia menutup telinganya seolah ia mendengar teriakan mereka ibu dan adiknya.Harry membuka matanya perlahan ia merasa silau ia memdengar percakapan pelan diluar, Harry mendudukan tubuhnya ia ingat semua cerita Jake berpikir apa yang harus ia katakan dan bersikap kepada Jake bukanJake yang berubah tapi dirinya.
Ia terdiam menyandarkan tubuhnya didipan tempat tidur pikirannya kemana mana ia tidak sadar seseorang masuk
"Harry, kapan kau sadar?" Jake meletakkan nampan makanan dan minuman serta obat entah apa itu untuknya, Harry tersadar dan menoleh
"Jake" Jake duduk disampingnya ditempat tidur membelai surai hitam Harry yang jatuh didahinya
"Ada apa Harry?"
"Aku mengingat semuanya" Jake terkejut mendengarnya dadanya bergemuruh ia mulai membayangkan Harry menjauh darinya
"Apa yang kau ingat?" Jake hati hati bertanya
"Semuanya berulang didalam mimpiku" liquid bening itu mengalir perlahan."Harry cepatlah kita sudah terlambat" Jake membuka pintu kamar ia melihat Harry yang terpaku di didepan kaca memandangi tubuhnya menyentuh beberapa bekas luka
"Aku mengira ini memang bekas kecelakaan seperti yang kau ceritakan setiap kali aku bertanya" Jake mendekati dengan selimut dan menutupi tubuh Harry sambil memeluknya sari belakang erat dan menciumi pelan tengkuk Harry
"Aku tidak perduli aku hanya mau kau dan aku tidak suka ada luka dimatamu, aku akan melakukan apapun untuk mengobati lukamu biarpun kau akan membenciku" Harry berbalik menangkup wajah Jake ia sedikit mendongak
"Bagaimana kau menghabisinya, katakan ia merasakan sakit teramat sangat sebelum ia mati" Jake menunduk menatap wajah Harry lekat
"Ia merasakan rasa sakit yang tidak dia atau siapapun bayangkan Harry, bagaimana ia memperlakukan kau, adikmu dan ibumu" Harry melingkarkan lengannya di leher Jake, Jake menunduk dan menciumi bibir Harry dan melumatnya perlahan
"Aku mencintaimi Jake, aku mengerti mengapa kau melakukannya" Harry kembali mencium bibir Jake dan Jake merengkuh serta menggendong tubuh Harry ketempat tidur
"Nggghhhh kita ada janji kedokter"
"Ssshhhh itu besok saja"
"Dasar mesum" Jake menciumi tiap detil tubuhnya membuat Harry mendesah ia suka bagaimana Jake diranjang meskipun Jake kadang membuatnya tidak bisa bergerak.End