Pemuda menggandeng gadis kecil berambut keriting tampak cantik dan menggemaskan
"Dada boleh beli pelmen"
"Ya boleh tapi setelah memakannya gosok gigi, janji?"
"Janji Dada" mereka saling menautkan kelingking.
Mereka jadi perhatian putri yang cantik dan ayah yang tampan tampak serasi, gandengannya terlepas saat Varun nama pemuda itu mencoba meraih susu untuk putrinya.
Varun toleh kiri kanan hingga matanya tertuju kepada seseorang yang jauh lebih tinggi darinya
"Maaf tuan bisa bantu saya mengambil susu di rak atas itu""Oh tentu saja" pria tinggi memegang pinggang Varun yang terkejut diangkat hingga Varun bisa meraih susu itu dengan mudah putrinya hanya cekikikan
"T-t-turun sudah" ia diturun kan
"Terima kasih maksud saya tadi diambilkan bukan saya yang diangkat"
Putrinya menarik narik tangan pria itu
"Ya cantik ada apa?"
"Paman namanya siapa? Mau jadi ayah Pletty?" Varun memerah malu langsung menggandeng putrinya dan pergi
"Tentu saja aku mau, cantik" ujarnya tersenyum misterius.Anaknya merengek rengek ingin bertemu Sidharth lagi entah demi apa Varun tidak mau bertemu dengan dia lagi
"Dada tidak tahu dia tinggal dimana Pretty" nak awan mendung mulai muncul
"Hua Pletty mau paman itu?" Varun"Pretty marah sama gue" keluh Varun
"Elu juga sih pake minta bantuan orang asing buat bantu ambil susu Pretty doang"
"Aku harus bagaimana, Harry?"
"Mana aku tahu, sebaiknya kau mencarinya sebelum Pretty merengek lagi"
"Aku tidak punya waktu"
"Uh Varun apa ia pria tinggi dan tampan"
"Ya?!"
"Kaya?"
"Ya?! Tunggu apa maksudmu!"
"Itu Pretty sedang bermain sama orangnya" Varun memandang keluar depan etalase kue ia melihat Pretty tertawa tawa sambil digendong
"Sidharth?" Ia berjalan keluar tapi langkahnya terhenti ingat apa yang dilakukan Sidharth.