"Maksudmu apa?"
"Ya pak tadi ada seseorang memperhatikan anda dan adik anda kemudian berlari keluar gedung"
"Seperti apa wajahnya?"
"Seperti orang cina sekitar 170an tingginya"
"Oh sial" Sidharth berlari keparkiran segera dan ia mencari Harry seperti orang gila dari kafe sampai kerumahnya hinga ia mengerem mobilnya mendadak dan memarkirnya segera berhenti ditaman
"Harry" nafasnya tercekat
"Sidharth" Harry mendongak
"Ayo pulang, kau bisa terkena hipotermia kau menggigil"
"Aku membencimu"
"Kau salah paham Harry"
"Aku tidak mau menikah denganmu"
"Cukup" bentaknya dan dengan sigap ia menggendong Harry membawanya kerumah sakit.Jeje menunggu dijemput pipinya tapi ia yang bermaksud marah dengan pipi berubah ceria dan semangat melihat Sidharth yang menjemputnya di Paud
"Pipi mana, paman?"
"Untuk sementara kamu tinggal dengan paman dulu ya?"
"Kenapa?"
"Pipi sedang sakit, kalau kamu dirumah tidak ada temannya kalau dirumah paman kamu ada teman"
"Benarkah" matanya berbinar
"Ya" Sidharth menggendongnya dan membawa tas kecil beruang milik Jeje."Siapa dia, Sidharth?"
"Dia anak temanku, dia sedang sakit karena tidak mungkin membiarkannya tinggal sendiri dirumah jadi kupikir dia akan tinggal sementara dengan kita" Katrina berjongkok
"Hai cantik, namanya siapa?"
"Jeje, tante"
"Ih pipinya bikin gemes" pipinya di unyel unyel
"Uh aku harus kembali kerumah sakit ya? Jika ibu dan ayah bertanya katakan saja apa yang aku ceritakan tadi"
"Ya, Varun juga dirumah sakit"
"Ya aku percayakan dia merawat, Harry" Katrina mengerling
"Apa?"
"Tidak" katrina ngacir cengengesan sambil menggandeng Jeje."Varun" dokter itu menoleh ia baru keluar dari ruang Harry
"Bagaimana?
"Syukur kau cepat membawanya"