Bab 29. 독처럼 달콤하다 (Sweet as poison)

1.5K 228 54
                                    

Soundtrack untuk story ini:

Disarankan mendengarkan lagu ini:

'Robinson - Crave You'
.

.

.


💎💎💎

"Kenapa kau memberikan pakaian Seora padanya?!"

"Saya tidak memberinya Tuan. Tadi Saya melihat Nona berkeliling rumah, dia membutuhkan pakaian dan mengambil beberapa pakaian di kamar bawah."

"Bukankah itu seharusnya di kunci? Kenapa kau bisa lalai?"

"Tadi Saya pergi ke belakang sebentar ketika membereskan kamar mendiang Nyonya."

"Sudahlah, kunci semua pintu, kembali bekerja. Jangan pernah terulang lagi kejadian ini."

Aku bangun ketika mendengar suara ribut-ribut. Sebelah mataku sakit dan sulit untuk membuka mata. Pandanganku masih kabur, tapi aku bisa melihat punggung Namjoon dan pelayan yang keluar lalu menutup pintu kamarku.

Namjoon berbalik menghadap padaku, wajahnya tidak terlihat jelas. Mataku bermasalah. Seketika aku sadar bahwa di kamarku hanya berdua dengan Namjoon. Aku segera duduk dan mundur menghindari Namjoon.
"Ma-maafkan aku. Tolong, jangan memukuliku lagi. Aku minta maaf, aku-aku akan menganti baju ini." Aku tergagap karena takut, walau sebelah mataku perih sekarang aku bisa melihat Namjoon dengan jelas. Wajahnya seperti menahan amarah. Aku benar-benar takut padanya.

"Kenapa kau mencuri baju itu? Kau bisa memintaku kalau kekurangan pakaian, aku bisa membelikanmu setumpuk pakaian bagus." Dia masih berdiri di tempatnya tanpa bergerak atau mendekat padaku.

"Aku tidak mencurinya. Sudah ku katakan pelayan itu memberikannya padaku. Katanya itu darimu, dia menyarankan agar aku memakainya pada malam hari. Maafkan aku, aku malah memakainya sekarang. Aku hanya membutuhkan pakaian panjang." Kataku.

"Jangan berbohong." Dia melipat tangannya dan menatap tajam padaku.

"Aku tidak berbohong!"
Aku ingat percakapan tadi, percakapan antara Namjoon dengan pelayan tua bangka itu.

"Apa kau berkeliling rumah sendirian dan mencoba membuka seluruh pintu di rumah ini?" Dia mencoba sabar untukku.

"Iya, tapi-"

"Pintu mana saja yang berhasil kau buka?" Dia menutup matanya jengah padaku yang dia anggap berbohong.

"Hanya dua pintu di lorong kiri, dan satu pintu di lorong kanan. Di sana ada sebuah kamar, sebuah ruang baca dan sebuah ruang seni. Hanya itu yang aku buka sisa pintunya di kunci."

"Apa yang kau sentuh di ruang seni?" Rahang Namjoon kaku, dia jelas menahan emosinya yang meledak-ledak.

"Tidak ada, sumpah, aku tidak menyentuh apapun!" Aku menatap Namjoon dengan tatapan memelas, aku ingin dia percaya padaku, bukan seperti ini. "Percaya padaku, aku tidak berbohong."

Namjoon mendengus, "Jangan masuk ke dalam ruangan lain selain kamar ini. Kau mengerti?"

Aku mengangguk.
"Bagus. Ganti bajumu, aku akan panggil pelayan lain untuk membantumu." Setelah itu dia berbalik dan melangkah pergi dari ruangan.

Aku menyandarkan punggung ke kepala ranjang dan menghela napas lega sekali. Ini pertama kalinya aku dapat perlakuan buruk dari Namjoon. Kenapa juga pelayan tua bangka brengsek itu berbohong, dia menjejalkan pakaian milik orang lain padaku dan bodohnya aku malah memakainya.

✔ Mr. Kim || Kim Namjoon (RM) Fanfic AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang