'...dia tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya..'
💎💎💎
"Apa..., aku mengenalmu?"
Aku menatap heran pada laki-laki itu."Jangan dengarkan perkataan anak gila ini." Dokter Sanon menarik tangan lelaki itu hingga berdiri dan membawanya ke ruangan lain.
"Maaf Jaelin. Dia tidak bermaksud mengusikmu. Taehyung hanya mencoba ramah tapi dia memang agaknya gegabah." Dokter Seokjin meminta maaf padaku dengan wajah bersalah.
"Taehyung?" Sepertinya aku pernah mendengar namanya. "Apa dia anakmu?"
Dokter Seokjin mengangguk, "Ya." Dia menoleh ke Suster Yuri yang diam. "Sebaiknya kau membawanya segera memasuki ruangan, dia harus beristirahat."
"Tentu, kami pamit. Terimakasih banyak untuk hari ini." Suster Yuri membungkuk sedikit sebelum membawaku pergi.
"Terimakasih Dokter.." ucapku.
Dokter Seokjin tersenyum, mataku menoleh sekilas pada anaknya yang menoleh padaku juga, lelaki itu tersenyum dengan cara yang menyenangkan. Anehnya aku agak risih melihatnya dan dia mengangguku pikiranku untuk waktu yang lama setelah aku kembali ke kamar inapku.
"Suster Yuri, apa aku pernah bertemu dengan anaknya dokter Seokjin?" Aku bertanya ketika suster Yuri membantuku duduk di ranjang.
Suster Yuri terdiam sesaat sebelum menjawab, "Dia pernah melihat beberapa sesi latihanmu tapi tidak sampai bertemu denganmu seperti tadi." Suster Yuri memperbaiki letak bantal yang aku sandari di punggungku.
"Pantas saja." Cibirku. "Aku merasa tidak nyaman jika ditonton orang lain." Keluhku.
"Aku mengerti, nanti aku akan membicarakan ini pada Dokter Sanon." Katanya.
"Terimakasih."
Pada pukul enam Mina datang, lalu Suster Yuri pulang setelah berbincang di luar ruangan dengan Mina.
"Bagaimana kelasmu dengan dokter Sanon?" Mina bertanya ketika dia menyimpan satu tas di sofa dan merebahkan diri di sana.
Aku heran kenapa dia tidak datang bersama dengan Bibi. "Bibi mana?" Tanyaku.
Mina tiduran di sofa, "Aku tidak tahu, aku kira dia kesini. Tapi ternyata dia tidak datang, aku mencarinya kemana-mana tapi tidak ada."
Aku mengerutkan keningku, "Lalu? Kenapa kau masih disini?"
Mina menggeram, "Dia orang dewasa Jaelin, jadi jangan khawatir. Mungkin dia pergi ke rumah anaknya." Dia bangun dari tidurannya lalu duduk dengan bantal di pangkuannya. "Jadi, hari ini kau tidur sendiri. Aku sudah mengatakan pada Yuri untuk datang lebih pagi, pukul enam atau tujuh dia sudah ada disini untuk membantumu mandi."
Aku tidak percaya dengan apa yang dikatakan Mina mengenai Bibi. Bibi tidak punya anak, dia hanya tinggal sendirian. Aku yakin aku masih ingat obrolanku dengan Bibi ketika di rumah viktoria. "Apa kau yakin? Setahuku Bibi tidak punya anak."
Mina mengerutkan keningnya, "Benarkan! Aku juga sudah mengira dia tidak punya anak. Jadi kemana sih, kenapa malah kabur dari kerjaannya!" Mina misuh-misuh, marah sambil mengotak ngatik kantongnya. "Aku sudah menelphone seseorang untuk mencarinya." Dia menelphone, aku memperhatikannya. "Hallo? Bagaimana Zitao? Kau sudah menemukan Bibi? Ya, dia tidak ada dimana-mana..."
Mina tahu Zitao juga?
"Oya? Ck, oke. Terserahlah. Kalau begitu carikan aku pengantinya. Kasihan Jaelin, dia perlu diurusi. Ya, sudah, nanti aku bicarakan dengan suster Yuri, oke sudah sana!" Mina menutup telphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Mr. Kim || Kim Namjoon (RM) Fanfic AU
Fanfiction[Bahasa Indonesia] - TAMAT. Follow me for complete story. Summary: Ada seorang pria dewasa yang menyewa kamar tamu di rumahku. Ibuku yang mata duitan itu menyewakannya karena dia butuh uang. Mungkin kami butuh uang. Pria dewasa ini mengaku seorang m...